Integrated 4G, Kolaborasikan Disiplin Ilmu untuk Mitigasi Bencana

  • Rabu 01 September 2021 , 05:04
  • Oleh : Wike Wijayanti
  • 2448
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

SLEMAN – Kolaborasi secara keilmuan menjadi hal penting untuk mendorong lahirnya temuan yang bersifat inovatif. Apalagi pada kegiatan penelitian, sebuah masalah tidak akan bisa hanya dilihat dari satu disiplin ilmu saja. Hal ini dibuktikan oleh mahasiswa Fakultas Teknologi Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) yang berkolaborasi melakukan penelitian dengan menggabungkan empat disiplin ilmu yaitu Geologi, Geografi, Geofisika dan Geoteknik (4G) untuk mitigasi bencana tanah longsor.

Tim PKM UPNVY yang diketuai oleh Burhanuddin Fahmi (Teknik Geofisika 2018) bersama anggotanya Aan Munandar (Teknik Geofisika 2018), Muhammad Rizky Haiydar Akbar (Teknik Geofisika 2018). Reza Rizqi Mahdema (Teknik Geologi, 2018), dan Muhammad Alfian Nur Hariwiguna (Teknik Pertambangan, 2017) melakukan mitigasi bencana tanah longsor melalui kolaborasi 4 displin ilmu atau yang mereka namai Integrated 4G.

“4G merupakan kerangka solusi pencegahan bencana tanah longsor dengan memadukan keilmuan geologi, geografi, geofisika, dan geoteknik sehingga upaya mitigasi bencana tanah longsor dapat dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan tepat sasaran.” Ujar Burhanuddin Fahmi, ketua tim.

Ia mengatakan bencana tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang dinilai paling mematikan dan menimbulkan dampak yang sangat tinggi. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia, lebih dari 40,9 juta masyarakat Indonesia terpapar resiko kejadian bencana tanah longsor dengan nilai aset terpapar resiko tersebut lebih dari 78 triliun rupiah.”

“Resiko kejadian bencana tanah longsor di Indonesia disebabkan oleh 45% kondisi morofologis Indonesia berupa pegunungan dan perbukitan berlereng dengan intensitas curah hujan tinggi.” tambahnya

Masing-masing displin ilmu tersebut memiliki peran yang berbeda untuk memetakan potensi longsor. Pertama, bidang keilmuan Geologi difokuskan pada pemetaan batuan permukaan dalam bentuk peta geologi. Kedua, Geografi dengan sistem informasi geografis difokuskan dalam penentuan tingkat kerentanan bencana tanah longsor berdasarkan peta parameter tanah longsor.

Ketiga yaitu Geofisika berperan dalam interpretasi bidang gelincir tanah longsor bawah permukaan, dan terakhir Geoteknik yang berperan dalam penentuan usulan perkuatan lereng sehingga bencana tanah longsor dapat dicegah.

Tim PKM asuhan Wrego Seno Giamboro,S.T.,M.Sc yang lolos pendanaan tahun 2021 tersebut mengimplementasikan Integrated 4G pada daerah Makam Raja Imogiri, Bantul. Daerah ini dipilih karena sering terjadi bencana tanah longsor.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat kerentanan longsor rawan hingga sangat rawan, serta kondisi bidang gelincir tanah longsor searah dengan kemiringan lereng sehingga pada daerah Kawasan Imogiri berpotensi tinggi terjadi bencana tanah longsor.

Tim memberikan rekomendasi untuk memperkuat daerah lereng dengan membangun dinding penahan, drainase, dan penanaman pohon akasia.

“Kami berharap kedepannya Integrated 4G yang kami usung dapat memberikan dampak positif dalam bidang mitigasi bencana tanah longsor yang dapat diimplementasikan di seluruh Indonesia dengan daerah kerawanan bencana tanah longsor tinggi.” Pungkasnya. wwj/humas