LPPM UPNVY BANTU PETANI KEBAKALAN TINGKATKAN NILAI PORANG
Sleman_Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UPN "Veteran" Yogyakarta (UPNVY) kembali melaksanakan Program Pengabdian Masyarakat (PPM). Tim membantu petani porang di desa Kebakalan, kec. Karanggayam, Jawa Tengah mengolah bahan pangan tersebut agar bernilai jual.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UPNVY, Dr. Hendro Widjanarko, S.E, M.M mengungkapkan dari hasil kajian tim, ketersediaan lahan dan tanaman Porang sangat potensial untuk dikembangkan. Maka Kami mendorong pemerintah daerah bisa melihat potensi tersebut.
"Janganlah porang ini dijual umbinya saja, hal inilah yang kita tekan kan agar menjadi makanan olahan," ujarnya.
Hendro menyebutkan, tim melakukan pemetaan kawasan potensial porang. Tim juga membantu penanaman porang. Selain itu mendampingi secara virtual untuk budidaya dan pengolahan komoditi tersebut. Dengan demikian masyarakat bisa melakukan budidaya porang di lahan masing-masing. Porang yang ditanam bisa panen sekitar 9 bulan hingga 10 bulan kedepan.
"Kita akan support dan kita buat prioritas, meskipun saat ini kita sedang fokus kepada porang dulu. Selain itu kita juga menyiapkan nagaimana penanganan pasca panen karena ini sangat penting jangan sampai petani bisa menghasilkan porang yang bagus tetapi tidak bisa untuk menjual. Nah ini kan bisa mematahkan semangat masyarakat yang menanam," ungkapnya.
Ir. Bambang Sugiarto, MT selaku ketua pelaksana penelitian, Jumat (8/10/2021) mengungkapkan para petani di Kebakalan selama ini mengolah porang menjadi chip. Banyak dari mereka yang tidak tahu manfaat limbah porang bagi kesehatan.
Padahal porang, ada yang juga dikenal dengan nama super adalah jenis tanaman umbi-umbian yang banyak dicari. Porang yang telah diolah menjadi tepung dapat dipakai sebagai bahan baku pangan, obat dan kosmetik.
"Kalau hanya dijual berbentuk chip menguntungkan pembeli karena kandungan oksalat-nya tinggi. Kalau di jadikan tepung limbahnya itu berupa oksalat yang jika dijual bisa jutaan harganya," jelasnya.
Menurut Bambang, untuk bisa meningkatkan nilai jual porang, pengolahan tepung harus secara berkualitas. Karenanya, tim membantu penelitian untuk menghasilkan tepung porang layak konsumsi untuk dunia industri yang berwarna putih.
Pengolahan porang bisa melalui proses fisika, kimia maupun biologi. Semuanya memiliki hasil yang berbeda tergantung kebutuhan untuk dipasarkan.
"Target utamanya bisa membantu Desa Kebakalan untuk mengentaskan kemiskinan karena disana masih termasuk daerah rawan [kemiskinan]," jelasnya.
Sementara itu Dr. Humam Santosa Utomo, SSos, M. AB selaku tim menjelaskan, UPNVY ikut melakukan pendampingan untuk budidaya porang. Hasil panen porang akan diolah menjadi produk yang lebih bernilai dan tidak hanya berupa chip.
"Tapi dari chip sampai tepung dan siap ke makanan olahan porang hingga ke marketing. Teknologi dari UPN ini nanti membantu petani porang untuk mengolah porang itu menjadi chip porang selanjutnya dibuat tepung porang. Kemudian dibikin makanan olahan porang yang nilainya lebih tinggi, dengan demikian petani diuntungkan," jelasnya.