MAHASISWA UPN VETERAN YOGYAKARTA BERHASIL MENCIPTAKAN ALAT PENGHEMAT AIR UNTUK RUMAH TANGGA
Sleman_Tim mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta yang terdiri dari Rofiq Perwira Adjie (Tekling’19), Muhammad Rifki Kurniawan (Adm bisnis ‘19), Lisa Firdaus Siti Nurjanah (Ilkom’19), Rafli Nur Himawan (Geolog ‘19), dan Khairunissa Alfianti (Adm Bisnis’19) berhasil menemukan Teknologi bernama Automatic Water Saving Detector and Online Water System Storage. Automatic Water Saving Detector merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi kapasitas maksimal penggunaan air harian dalam rumah tangga. Sedangkan, Online Water System Storage merupakan aplikasi yang berguna untuk memantau penggunaan air harian. Secara teknis, aplikasi ini mirip dengan m-banking yakni berperan sebagai penyimpan saldo air setiap orang. Dimana teknologi ini nantinya akan kami kemas dalam bentuk video.
Yang spesial dari teknologi ini adalah terletak pada urgensi teknologi ini memecahkan permasalahan yang ada sekarang. Adanya teknologi ini dapat menjadi jawaban akan penggunaan air yang berlebihan. Ditambah, topik air juga menjadi poin SDGs prioritas disamping topik kelaparan, kemiskinan, dan kesehatan. Menunjukkan permasalahan air ini adalah suatu hal yang perlu untuk segera diselesaikan.
Rofiq selaku ketua tim menyampaikan bahwa tantangan dalam membuat PKM ini adalah penyusunan alur konsep, dimana mengharuskan kami perlu belajar lebih banyak dalam mencari referensi. Ia merasa sangat bersyukur dan sangat excited bisa lolos pendanaan PKM tahun ini, apalagi ini tahun terakhir (mayoritas) dari kami untuk bisa mengikuti PKM. Semoga kami bisa memberikan yang terbaik, dan mohon doanya agar kami bisa lolos pimnas.-Ujarnya
Bapak Dr. Heri Septya Kusuma, S.Si, M.T Selaku Dosen pembimbing dari kelompok ini mengatakan bahwa ada beberapa tantangan yang saya rasakan dalam membimbing beberapa kelompok PKM di tahun 2022 ini yakni Karena masih dalam situasi dan kondisi pandemi COVID-19, pembimbingan untuk semua kelompok PKM saya secara umum masih dilakukan secara daring via Zoom. Hal ini tentunya membuat proses pembimbingan kurang optimal karena kurangnya interaksi 2 arah antara saya sebagai pembimbing dan mahasiswa, Kemudian Adanya kesulitan dalam men-transformasikan ide dari saya sebagai pembimbing kepada mahasiswa sebagai pengusul PKM, kemudian Karena mahasiswa berasal dari beberapa jurusan yang berbeda (lebih dari 1 jurusan), maka hal ini membuat diskusi cukup sulit karena masing-masing mahasiswa memiliki kesibukan dan waku luang yang berbeda.
Bapak Heri Berpesan kepada Mahasiswa sebagai pengusul PKM perlu lebih memiliki dan meningkatkan budaya literasi. “Saya berharap mahasiswa UPN pada umumnya dapat meningkatkan rasa ingin tahu terhadap hal-hal baru dan yang ada di lingkungan sekitarnya. Selain itu, saya juga berharap mahasiswa UPN tidak takut mencoba untuk mengikuti berbagai ajang kompetisi yang ada.”-Ujarnya