Pernah Putus Kuliah, Abdul Razak Lulus Cumlaude

  • Minggu 14 April 2019 , 12:00
  • Oleh : Ritta Humas
  • 1368
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

SLEMAN – Abdul Razak menjadi salah satu wisudawan terbaik UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) pada wisuda program Diploma, Sarjana dan Magister Periode ke III TA 2018/2019. Laki – laki kelahiran Medan, 29 Januari 1997 lulus dengan IPK 3,93 dan menempuh studi selama 3 tahun 5 bulan.

Perjalanannya menjadi mahasiswa UPNVY dan lulus dengan predikat pujian bukanlah hal yang mudah. Razak mengisahkan keinginan untuk meneruskan ke bangku kuliah merupakan cita – citanya sejak menjadi siswa di SMA Negeri 1 Polanharjo Klaten. Namun penghasilan ayahnya yang bekerja sebagai petani, sementara ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga sempat mumupuskan harapannya.

“Saya sempat khawatir masalah biaya, namun saya bertekad mendaftarkan kuliah setelah lulus SMA.” Katanya saat ditemui di sela wisuda, Sabtu (13/4).

Setelah lulus SMA, Razak diterima menjadi salah satu mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta Jurusan Pendidikan Matematika. Untuk membayar uang kuliah dan keperluan lainnya, Razak bekerja sebagi tutor di salah satu lembaga bimbingan belajar. Namun setelah dua semester ia memutuskan mengundurkan diri dari kampus tempatnya berkuliah karena alasan ekonomi.

“Karena kuliah di PTS jadinya uang kuliahnya mahal, sedangkan gaji saya di bimbel tidak begitu besar. Akhirnya saya mengundurkan diri.” Kisahnya.

Usai mengundurkan diri, tekadnya menimba ilmu di bangku kuliah tetaplah besar. Kemudian ia mencoba mendaftar di Perguruan Tinggi Negeri dengan harapan biaya kuliahnya lebih ringan.

Razak mendaftar di UPNVY melalui jalur seleksi SBMPTN. Berbeda dari sebelumnya, ia justru memilih program studi Ekonomi Pembangunan.

“Pada semester pertama saya justru menjadi mahasiswa reguler . Saya kena Uang Kuliah Tunggal (UKT) atau uang kuliah per semester Golongan I di angka Rp 500.000. Dibanding di swasta biayanya jauh lebih murah.” Katanya.

Meskipun biaya kuliah lebih ringan, Razak mengaku masih terlalu berat baginya untuk menanggung beban tersebut. Apalagi ia juga harus mengeluarkan biaya sewa kost dan keperluan lainnya selama menjadi mahasiswa.

“Menjelang semester 2 saya ditelf oleh pihak Rektorat untuk datang ke kampus membicarakan masalah UKT. Saya gugup, saya takut kalau UKT saya kurang bayar, akhirnya saya meminjam uang tetangga kemudian datang ke kampus.” Kenangnya.

Beruntung, pemanggilannya oleh pihak kampus justru membawa kabar gembira. Razak justru ditawari menjadi peserta program Bidikmisi. Tak hanya kuliah gratis, Razak juga mendapatkan uang saku tiap bulan.

“Sampai rumah saya langsung sujud syukur. Orang tua juga sangat senang.” Ujarnya sambil berkaca – kaca.

Menjadi peserta program Bidikmisi tak membuatnya berpangku tangan. Diakui Razak, ia tetap menjalani pekerjaannya sebagai mentor bimbel.

“Saya kuliah Senin sampai Kamis jam 12 siang. Setelah kuliah saya mengajar menjadi mentor ke Klaten, dan kembali lagi ke Jogja Senin pagi.” Tuturnya.

Rutinitas itu dilakukan Razak hingga semester 5, selanjutnya ia aktif sebagai asisten dosen hingga lulus kuliah.

Tak hanya berprestasi secara akademis, Razak tercatat pernah meraih Juara 3 Lomba Debat Mahasiswa Se Jateng - DIY  pada tahun 2016. Ia juga aktif di organisasi kemahasiswan diantaranya menjadi Ketua Redaksi BPPM Kliring dan Kabid penelitian  RED 2017. Atas prestasinya itu Razak menjadi salah satu peserta peraih pengharagaan Karya Cendekia. Sebuah penghargaan yang diberikan kepada mahasiswa dengan prestasi akademis, lulus dalam waktu singkat, berprestasi di luar kampus, dan aktif di kegiatan organisasi maupun sosial. (wwj/humas)