Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta Kupas Tuntas Penyusunan APBN bersama Kementerian Keuangan

  • Sabtu 20 September 2025
  • Oleh : Dewi
  • 43
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

YOGYAKARTA – Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan FEB UPN “Veteran” Yogyakarta berkesempatan belajar menyusun postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara langsung dengan Direktorat Strategi APBN, Ditjen Strategi Ekonomi dan Fiskal, Kementerian Keuangan. Melalui “Kelas Skenario Fiskal APBN” yang digelar pada Jumat (19/9/2025), para mahasiswa diajak untuk mempertajam pemahaman tentang pentingnya arah kebijakan fiskal dan Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam proses penyusunan postur APBN.  

Widiyanto, Analis Kebijakan Madya Kementerian Keuangan mengatakan, tujuan “Kelas Skenario Fiskal APBN” adalah mengenalkan lebih dekat APBN kepada mahasiswa serta mengajak mereka belajar menyusun instrumen utama kebijakan fiskal tersebut. Kelas tersebut juga bertujuan untuk mengkomunikasikan kebijakan fiskal dan pengaruh perubahan Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam proses penyusunan APBN.

Harapannya, kelas ini dapat menciptakan ruang diskusi bagi civitas akademika untuk menyampaikan saran, aspirasi, dan tanggapan dalam proses penyusunan APBN.

“Kami mengenalkan apa itu APBN kepada mahasiswa dan kami mengajak teman-teman menyusun APBN melalui simulasi peran menjadi pegawai Kementerian Keuangan dan DPR dalam proses menyusun rancangan APBN,” jelas Widiyanto.

“Kelas Skenario Fiskal APBN” diawali dengan kuliah umum di Ruang Seminar FEB UPN “Veteran” Yogyakarta. Selaku pemateri kuliah umum, Widiyanto menjelaskan bahwa APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintah yang disusun secara sistematis dan terperinci tentang penerimaan, pengeluaran, dan pembiayaan.

Dalam menyusun postur APBN, lanjutnya, pemerintah menjadikan Asumsi Dasar Ekonomi Makro (ADEM) yang merupakan indikator utama ekonomi makro dan target pembangunan sebagai acuan. Asumsi Dasar Ekonomi Makro meliputi pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga SBN 10 tahun, nilai tukar rupiah, harga minyak mentah Indonesia, lifting minyak mentah, dan lifting gas bumi.

Widiyanto menambahkan, penyusunan postur APBN juga menyesuaikan dengan dinamika dan tantangan perekonomian global dan nasional, seperti perang dagang, volatilitas harga komoditas, tantangan demografi dan SDM, volatilitas pasar keuangan, dan ancaman siber dan nuklir.

“Jadi, APBN bukan sekadar angka. Ada arah dan strategi bagaimana APBN merespons dinamika perekonomian, bagaimana APBN menjawab tantangan, dan secara bersamaan mendukung agenda pembangunan. APBN juga bertindak sebagai instrument dan transformasi ekonomi,” tuturnya.

Usai kuliah umum, sebanyak 125 mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan dibagi ke dalam enam kelas, dimana setiap kelas dibagi menjadi empat kelompok. Setiap kelas mendapatkan materi dari dua tutor dari Kementerian Keuangan, yang terdiri dari Analis Kebijakan Madya, Analis Kebijakan Muda, Analis Kebijakan Pertama, Pejabat Struktural, dan Pelaksana pada Direktorat Strategi APBN, Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal.

Selanjutnya, setiap kelompok melakukan simulasi penyusunan postur APBN dengan memilih salah satu tema yakni Pendidikan Berkualitas, Kesehatan Berkualitas, Pengentasan Kemiskinan dan Pemerataan, dan Pertumbuhan Ekonomi Tinggi. Setiap kelompok diminta menyusun kebijakan yang mendukung salah satu tema tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Kaprodi Ekonomi Pembangunan UPN “Veteran” Yogyakarta Dr. Ardito Bhinadi, S.E., M.Si., menyambut baik pelaksanaan “Kelas Skenario Fiskal APBN” lantaran mendekatkan dunia teoritis dengan dunia praktis.

“Kelas Skenario Fiskal APBN dari Kementerian Keuangan ini, mendekatkan mahasiswa antara pelajaran secara tertulis di kelas kemudian mereka simulasi bersama dengan teman-teman dari Kementerian Keuangan,” kata Ardito.

Dengan bekal kelas ini, Ardito pun berharap ketika mahasiswa lulus bisa mudah beradaptasi dengan dunia kerja. Sebab, para lulusan tidak hanya memiliki kemampuan teknis, tetapi juga bisa menerapkannya secara langsung di lapangan kerja.

Penulis: Ulfa

Fotografer: Rizal

Editor: Dewi