UPN "VETERAN" YOGYAKARTA DORONG LAHIRNYA ENTREPRENEUR BERJIWA BELA NEGARA DI ERA DIGITAL

  • Kamis 25 November 2021 , 11:20
  • Oleh : Dewi
  • 3514
  • 4 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

SLEMAN, YOGYAKARTA - Dalam Rangka Dies Natalis ke-63 dan Musyawarah Nasional Ikatan Alumni (Munas IA) ke-7 tahun 2021, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPNVY) bekerja sama dengan Pengurus Pusat Ikatan Alumni (PPIA) UPNVY mengadakan Webinar Nasional Bela Negara dengan tema 'Entrepreneur di Era Digital'.

Webinar yang diikuti oleh 363 peserta ini digelar secara virtual dari Ruang Seminar Fakultas Teknologi Mineral (FTM) Kampus Bela Negara UPNVY di Jalan Padjajaran (Ring Road/Lingkar Utara), Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta, Rabu (24/11/2021).

Dr. Ir. H. Sigit Rahardjo, MM., MT. selaku Ketua Umum (Ketum) PPIA UPNVY periode 2016-2021 mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut menyukseskan Munas IA UPNVY ke-7 yang diselenggarakan secara luring dan daring (hybrid).

"Harapannya Munas dengan agenda utama pemilihan Ketum PPIA UPNVY periode 2021-2026 pada tanggal 11 Desember 2021 bisa terlaksana dengan lancar," katanya didampingi Dodi Trianto selaku Ketua Panitia Pengarah Munas IA UPNVY.

Dalam sambutannya, Dr. Mohamad Irhas Effendi M.Si selaku Rektor UPNVY menuturkan, webinar nasional ini diharapkan bisa memberikan masukan tentang cara menjadi seorang wirausahawan di era digital dengan tetap berlandaskan nilai-nilai bela negara sebagai jati diri alumni UPNVY.

"Sebab, dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (PT) UPNVY selalu berlandaskan kepada semangat dan nilai bela negara sebagai identitas," ujarnya.

Irhas menyampaikan, entrepreneurship atau kewirausahaan memiliki peran yang sangat signifikan dan menjadi penopang dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Maka UPNVY harus berkontribusi dalam melahirkan enterpreneur muda di era digitalisasi teknologi. Salah satu upayanya adalah melalui mata kuliah kewirausahaan yang wajib diberikan di seluruh program studi (prodi) yang ada di UPNVY.

"Pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) mejadikan era digital tidak mungkin lagi dihindari oleh kita semua. Setelah sebelumnya percepatan digitalisasi juga sudah didorong oleh hadirnya era Revolusi Industri 4.0 dan era Society 5.0," ungkapnya.

Ke depan, Rektor mengharapkan kerja sama antara alumni dan UPNVY dapat ditingkatkan dengan membangun sinergitas yang lebih baik lagi. Semoga melalui momentum ini, persatuan dan semangat guyub rukun antara alumni dan UPNVY bisa dipertegas kembali guna menyongsong Indonesia Emas 2045.

“Ingat pesan Bung Karno, Dharma Eva Hato Hanti yang berarti kita 'Kuat karena bersatu, bersatu karena kuat'," pesan Rektor.

Chief Executive Officer (CEO) PT. Kereta Api Indonesia (KAI) 2009-2014, Menteri Perhubungan 2014-2016, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2016-2019 Republik Indonesia (RI) Dr. (HC) Drs. Ignasius Jonan, Ak., MA., CPA., CA. selaku keynote speech (pembicara utama) dalam pemaparannya tentang Innovative Action menjelaskan, bela negara dari waktu ke waktu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan jaman, hanya substansi dan semangatnya yang tidak boleh berubah. Bahkan Amerika Serikat yang Liberal pun memiliki undang-undang khusus yang mengatur tentang bela negara.

Jonan mengatakan, bela negara di era digital menuntut adanya penyesuaian agar mampu mengikuti tren inovasi dan perubahan besar-besaran yang terjadi secara cepat, tanpa harus menanggalkan identitas bela negaranya. Era disrupsi secara fundamental telah mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru.

Spirit utama dari era digital menurut Jonan adalah efisiensi. Lebih ditekankan lagi, kreativitas dan inovasi menjadi kunci penting di era digital ini. Inovasi menurutnya adalah kemampuan melihat setiap perubahan sebagai kesempatan, bukan sebagai ancaman.

"Seorang entrepreneur harus memiliki jiwa yang terbuka, selain pujian dia juga harus mau menerima kritikan. Di era digital ini, entrepreneur harus fokus kepada apa yang diinginkan oleh konsumen misalnya harga yang kompetitif, bukan fokus kepada apa yang dilakukan oleh kompetitor. Selain itu, di jaman digitalisasi ini seorang ilmuwan bisa sekaligus menjadi seorang wirausahawan, contohnya Steve Jobs pendiri Apple," terangnya.

Jonan menyebutkan 8 besar perusahaan top di dunia berdasarkan nilainya di pasar saham. Secara berurutan yaitu Apple Inc, Microsoft Corporation, Alphabet Inc (Google), Saudi Arabian Oli co (Saudi Aramco), Amazon.com Inc, Facebook Inc (Metaverse), Tesla Inc, dan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) Limited.

"Data menunjukkan bahwa dari 20 besar perusahaan top di dunia, hanya 1 perusahaan yang menggantungkan usahanya dari Sumber Daya Alam (SDA) yakni Saudi Aramco. Sedangkan 19 perusahaan lainnya bergerak di bidang teknologi," jelasnya.

Selanjutnya, webinar menghadirkan narasumber Rozainbahri Noor selaku Direktur Pengembangan Sumber Daya Biro Klasifikasi Indonesia, dan Yudhi Prasetyo Alumni Prodi Ilmu Komunikasi UPNVY tahun 2009 selaku Founder dan CEO PT. Kreasi Intan Nusantara (Kopi Kreatif) KOKE.