UPNVY MEMBUKA 3 PROGRAM STUDI BARU

  • Jumat 03 Maret 2017 , 12:00
  • Oleh : Dewi
  • 2304
  • 7 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Pada hari Jum’at tanggal 3 Maret 2017, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta melangsungkan jumpa pers. Humas Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta mengundang media di wilayah Yogyakarta, baik dari media cetak maupun media elektronik. Tujuan dari jumpa pers tersebut adalah menyampaikan informasi 3 prodi baru yang dibuka ajaran pada tahun 2017/2018. Prodi baru yang di informasikan ke media antara lain prodi Teknik Metalurgi dari Fakultas Mineral, Prodi Sistem Informasi dari Fakultas Teknik Industri, Prodi Ilmu Tanah dari Fakultas Pertanian. Jumpa press diadakan di Ruang Transit Gedung Rektorat Lantai Dasar. Dr. Mohamad Irhas Effendi, M.S selaku Wakil Rektor Bidang Akademik membuka acara jumpa pers tersebut. Narasumber dari jumpa pers di hadiri oleh  Ir. Anton Sudiyanto, MT selaku Kaprodi Teknik Metalurgi, beliau menyampaikan kepada para wartawan bahwa:

Indonesia merupakan negara yang kaya akan mineral dan tambang, yang mana persebarannya hampir di seluruh pelosok alam Indonesia. Akan tetapi, barang tambang yang dimiliki Indonesia tidak serta merta langsung dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, tetapi harus melalui tahap pengolahan terlebih dahulu untuk mendapatkan logam murninya.

Pada Undang-Undang No. 4 tahun 2009  tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, mengharuskan semua bahan tambang  diolah dan dimurnikan dahulu di dalam negeri untuk meningkatkan nilai tambahnya sebelum diekspor ke luar negeri.

Metalurgi adalah Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan ekstraksi (pengambilan) logam dari bijih (mineral yang mengandung logam),  memurnikan logam  dan mempersiapkan  untuk digunakan  termasuk proses paduan logam.

Berdasarkan  pengertian tersebut diatas, cakupan  metalurgi meliputi :

  1. Pemisahan mineral berharga dari mineral pengotornya  (mineral processing) di dalam bijih hasil penambangan agar siap untuk diekstraksi secara teknis dan ekonomis. Termasuk dalam mineral processing ini pencucian batubara.
  2. Pengambilan logam berharga dan pemurniannya (refining) menjadi logam murni, misalnya emas, perak, timah, tembaga, aluminium, atau menjadi paduan seperti nickel-matte dan ferro-nickel. Termasuk dalam ekstraksi ini misalnya adalah pembuatan alumina (Al2O3) dari bijih bauksit, serta daur ulang terhadap limbah yang mengandung berbagai logam.
  1. Pemaduan logam dengan unsur lain (alloying) membentuk paduan logam, misalnya berbagai jenis baja, besi cor, paduan aluminium, kuningan dan paduan nikel.
  2. Pembentukan logam  (misalnya rolling terhadap produk baja menjadi plat) serta perbaikan struktur mikro paduan logam melalui perlakuan panas (heat treatment) untuk mendapatkan sifat-sifat yang diperlukan dalam aplikasi (preparing them for use). Termasuk dalam hal ini misalnya adalah pengecoran logam (metal casting), metalurgi pengelasan (welding metallurgy) dan metalurgi serbuk (powder metalurgi)
  3. Modifikasi struktur mikro (micro structure) untuk mendapatkan sifat (properties) logam  dan paduannya, misalnya pengaruh partikel karbida terhadap kekuatan tarik (tensile strength) dan ketahanan korosi baja.

Dari pengertian metalurgi diatas, maka terlihat bahwa spektrum kegiatan yang  dicakup dalam metalurgi sangat luas, mulai dari yang berada di bagian hulu yaitu industri-industri yang berdekatan dengan penambangan seperti misalnya kegiatan di pabrik konsentrasi PT. Freeport dan PT. Amman Nusa Tenggara Mineral dan peleburan timah di PT. Timah, produksi nikel matte di PT. Vale dan Ferronikel di PT. Antam serta pengolahan emas di Pongkor. Kemudian yang berada di antara hulu dan hilir,  seperti misalnya pabrik baja  PT. Krakatau Steel dan peleburan baja dan pengecoran logam di PT. Smelting. Untuk yang berada dekat dengan pengguna (hilir), seperti misalnya industri-industri pengecoran dan industri pembentukan logam yang tersebar di berbagai industri seperti industri otomotif dan industri mesin.

Terlihat dengan jelas bahwa metalurgi berperan dalam peningkatan nilai tambah bahan tambang menjadi bahan yang siap untuk pemakaian menjadi produk akhir. Berdasarkan urutan proses pengolahan bahan tambang menjadi produk  hilir, secara garis besar metalurgi dibagi menjadi tiga, yaitu :

  1. Pengolahan Mineral dan Batubara (Mineral and Coal Processing)
  2. Metalurgi Ekstraksi (Extractive Metalurgy)
  3. Metalurgi Mekanik (Mechanical Metallurgy)

Pada dasarnya dalam pengolahan mineral dan batubara dipelajari pengetahuan yang melatarbelakangi proses-proses pemisahan mineral berharga dari mineral pengotornya berdasarkan sifat fisik dan atau kimia permukaan antara mineral-mineral yang ada di dalam bijih. Metalurgi ekstraksi umumnya lebih berhubungan erat dengan metoda pengambilan logam (ekstraksi) dari konsentrat atau bijih dan memurnikannya menjadi logam yang siap untuk dijadikan paduan logam (alloy). Ekstraksi logam atau senyawa logam menggunakan metoda pelarutan dan pengendapan  elektrodik dikenal sebagai hidro-metalurgi dan elektro-metalurgi, sedangkan  ekstraksi dengan memanfaatkan kondisi pada temperatur tinggi dikenal dengan piro-metalurgi.

Kemajuan peradaban manusia adalah satu diantaranya ditentukan oleh penguasaan manusia atas logam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu kedepan kebutuhan logam dan paduan logam (alloy) untuk berbagai keperluan diperkirakan akan terus meningkat.

Menyadari  tingginya ketergantungan manusia akan material logam dan mineral industri, meskipun usaha daur ulang telah dilakukan hampir maksimal, kenyataannya untuk dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari material ini harus  melalui rantai proses yang bisa sangat panjang, maka sudah selayaknya pemanfaatan bahan tambang memerlukan konsep yang berwawasan konservasi dan harus mendapatkan nilai tambah.

Dengan demikian jelas bahwa jawaban terhadap tantangan kedepan, salah satunya adalah dengan penyiapan tenaga profesional di bidang metalurgi. Pendidikan metalurgi haruslah diarahkan untuk menjawab tantangan nasional dalam menyediakan tenaga ahli yang mampu mengolah dan mengekstraksi logam dari bijih, memurnikannya dan memadukannya serta memberdayakan potensi mineral industri guna meningkatkan daya saing nasional, ketahanan nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Saat ini perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan teknik pertambangan berjumlah lebih dari 40 institusi, sedangkan yang menyelenggarakan  pendidikan teknik metalurgi hanya 6 (enam) institusi, yaitu: ITB, UI, ITS, Untirta, Unjani, dan Institut Teknologi Bekasi. Dari keenam institusi pendidikan tinggi yang menyelenggarakan  pendidikan teknik metalurgi, hanya ITB, UI dan Untirta yang menyelenggarakan pendidikan metalurgi secara utuh, mulai dari pengolahan bahan galian, metalurgi ekstraksi metalurgi fisika; sedangkan ITS, Unjani, dan Institut Teknologi Bekasi berkonsentrasi pada metalurgi fisika.

UPN “Veteran” Yogyakarta yang sudah mempunyai Jurusan Teknik Pertambangan –Fakultas Teknologi Mineral dan Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri memiliki potensi untuk mendirikan  Program Studi Teknik Metalurgi.

Sedangkan narasumber Hery Sofyan, MT. M.Kom  selaku kaprodi sistem informasi menyampaikan bahwa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta membuka program studi Sistem Informasi tingkat Sarjana (S1) untuk seleksi penerimaan mahasiswa baru tahun 2017. Terobosan ini menjadikan UPN Veteran Yogyakarta menjadi satu-satunya perguruan tinggi negeri di yogyakarta yang memiliki program studi Sistem Informasi. Dibukanya program studi Sistem Informasi ini menjawab tuntutan masyarakat terkait kebutuhan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan kompetensi pada pemanfaatan data & informasi dalam berbagai membangun alternatif solusi sistem informasi untuk menyelesaikan masalah organisasi. Kurikulum Program studi Sistem Informasi akan berfokus pada kemampuan peserta didik mengintegrasikan teknologi informasi dan aktivitas manajemen dalam pengembangan Sistem Informasi Kebumian. Kekhasan kurikulum ini yang membedakan Prodi Sistem Informasi UPN Veteran Yogyakarta dengan Prodi Sistem Informasi di kampus yang lain. Kurikulum Sistem Informasi UPN Veteran Yogyakarta dirancang untuk memberikan penguatan kompetensi dalam penguasaan pada bidang fungsional manajemen informasi, penguasaan berbagai tools, dan pengembangan aplikasi kebumian.  Dengan suasana pembelajaran berorentasi pada kompetensi dan kekhasan kurikulum, Program Studi Sistem Informasi UPN Veteran Yogyakarta diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang mampu berkarir di oil company, industri pertambangan, industri bidang kebumian, public service, serta dalam segala bidang yang berkaitan dengan pengelolaan data dan informasi.

Dr. Ir. Susila Herlambang, MSi selaku Kaprodi Ilmu Tanah, dalam jumpa persnya menyampaikan bahwa Perguruan Tinggi Negri UPN “Veteran” Yogyakarta telah membuka dan mengaktifkan kembali Prodi Ilmu Tanah. Keunggulan Prodi Ilmu tanah UPNVY akan mensupport permasalahan kebumian (penangananan lahan bekas tambang, geologi, pencemaran air dan minyak untuk pertanian), keunggulan ini merupakan perbedaan prodi ilmu tanah dengan yang lain di Indonesia. Pendirian prodi Ilmu Tanah telah diselenggarakan di UPNVY sejak TA 1985/1986. Akreditasi prodi ilmu tanah pertamakali pada tahun 1998 oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan akreditasi A. Akreditasi kedua tahun 2003 dengan peringkat akreditasi B dengan nilai 351 berdasarkan peutusan BAN-PT Nomor : 030/BAN-PT/Ak-VII/S1/IX/2003, tanggal 19 September 2003. Akreditasi ketiga tahun 2008 dengan peringkat akreditasi A dengan nilai 364, berdasarkan keputusan BAN-PT Nomor : 016/BAN-PT/Ak-XI/S1/VIII/2008, tanggal 3 Agustus 2008 yang berlaku hingga Agustus 2013. Program studi Ilmu Tanah UPNVY diaktifkan kembali dan diberikan izin untuk pembukaan kembali berdasarkan keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tingi nomor 186/KPT/I/2015, pada tanggal 11 Desember 2015.

Pengaktifkan kembali Prodi Ilmu Tanah berkosentrasi pada reklamasi lahan dan sistem informasi geografi  (SIG). Ilmu terapan ini patut dipertimbangkan menjadi  fokus kajian utama untuk penanganan dan identifikasi kerusakan lahan pasca penambangan serta untuk restorasi bagi pertanian. Disamping itu Program studi Ilmu tanah berfokus pada Penerapan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk pertanian dan pengembangan wilayah meliputi survey dan pemetaan lahan, kajian pengendalian kerusakan tanah produksi biomassa (PP 150), SIG untuk kajian lahan pertanian pangan berkelanjutan, SIG untuk kajian rencana tata ruang dan wilayah (RTRW),  SIG untuk kajian lingkungan hidup strategis (kebijakan-rencana dan program) dan SIG untuk kajian kesesuaian lahan budidaya tanaman. Informasi lanjut tentang Prodi Ilmu tanah dapat diakses melalui: http://ilmutanah.upnyk.ac.id