Begini Cara Efektif Sebar Paham Bela Negara
Merdeka.com, Jawa Tengah - Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) sekaligus mantan Menteri Pertahanan (Menhan) RI era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Prof Purnomo Yusgiantoro menyebut bahwa bela negara bukan sebuah sistem militeristik atau hanya menjadi milik militer semata.
Hal tersebut diungkapkan saat menyampaikan pidato kunci dalam seminar nasional tentang pertahanan kerjasama Akademi Militer (Akmil) dengan Universitas Negeri Semarang (Unnes) di Gedung Lily Rochli Komplek Lembah Tidar Akmil Magelang, Rabu (20/9).
Dia juga menyebutkan bahwa bela negara merupakan kebutuhan semua warga mengingat bela negara sesungguhnya adalah media untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air warga kepada bangsa dan negaranya sendiri.
“Bela negara merupakan aktualisasi dari Pancasila, UU 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ucapnya.
Menurutnya, meski program bela negara belum diundang-undangkan atau menjadi UU, namun program tersebut saat ini sudah mulai berjalan. Kendati demikian, pihaknya berharap penuh agar seluruh lapisan berprofesi punya semangat untuk melaksanakan bela negara.
Dijelaskan, saat ini Indonesia telah memiliki tiga kampus yang membuka Program Studi Bela Negara. Yakni UPN Veteran Jakarta, UPN Veteran Jogyakarta dan UPN Veteran Surabaya.
Secara gamblang, Purnomo ingin agar ke depan bela negara dapat masuk dalam kurikulum semua kampus atau perguruan tinggi, yakni dengan menjadi sebuah sistem kredit semester (SKS).
“Munculnya aksi terorisme dan gerakan radikal di Indonesia sejauh ini, berdasarkan penelitian disebabkan oleh tidak adanya pemahaman bela negara itu sendiri di kalangan masyarakat,” pungkasnya.