Diskusi Publik Spirit Dan Kekuatan Lokal Jogja Istimewa Dalam Penguatan TVRI Sebagai Televisi Publik
Ditengah maraknya siaran televisi swasta, TVRI Daerah Istimewa Yogyakarta harus mampu merebut hati pemirsa lokal melalui varian isi siarannya . Spirit keistimewaan menjadi momentum agar TVRI DIY berbeda dengan televisi daerah lain terutama dalam mengedepankan nuansa lokal. Hal tersebut dibahas dalam acara diskusi publik dengan tema"Spirit dan kekauatan Lokal Jogja Istimewa dalam penguatan TVRI sebagai televisi Publik" bertempat di Ruang Lab PIAR prodi Ilmu Komunikasi FISIP hari Rabu 29 April 2015.
Di tengah serbuan kemewahan, kemegahan dan sisi negatif tontonan dari sejumlah stasiun televisi, penonton lokal merindukan tayangan yang berkualitas. Purwadmadi dari forum masyarakat pecinta TVRI mengemukakan hal ini dalam diskusi publik spirit dan kekuatan lokal Jogja istimewa dalam penguatan TVRI sebagai televisi publik di UPN veteran Yogyakarta. Purwadmadi menambahkan meski TVRI daerah hanya punya ruang yang sempit, melalui daya saji, bentuk dan isi siarannya yang sehat harus mampu merebut hati penonton.
Sementara itu anggota dewan pengawas TVRI Elprisdat mengatakan saat ini TVRI dalam sehari memproduksi 116 jam siaran lokal dari 28 stasiun produksi yang tersebar di seluruh Indonesia dengan pendanaan seratus persen dari pemerintah. Program lokal TVRI di daerah memiliki muatan lokal yang tidak dimiliki stasiun swasta. Dengan peran masyarakat melalui penyiaran publik TVRI dapat menjadi salah satu alternatif siaran bagi masyarakat untuk lebih mengutamakan muatan lokal.
Diskusi publik dibuka ketua Dewan pengawas TVRI Ahmad Sofyan. Pembicara lain adalah budayawan Indra Tranggono, dan Panji Dwi Ashriyanto dari UPN Veteran Yogyakarta. Dalam ceramahnya Indra tranggono menjelaskan bahwa sebagai televisi publik, TVRI mestinya mampu mengambil peran sebagai pendorong terbangunnya civil-sosiety , membangun kesadaran atas pentingnya budaya/kearifan local sebagai karakter,identitas,jatidiri dan inspirasi bagi public
TVRI diharapkan dapat membangun kesadaran atas pentingnya nasionalisme, solidaritas dan harmonisasi sosial. Membuka ruang-ruang partisipasi terkait dengan budaya ide, ekspresi, dan karya karya kebudayaan yang bermuara pada terbangunnya etika,etos, kreativitas, inovasi, dan kemandirian public, penguat posisi tawar publik atas kekuasaan Negara/ pemerintah dan modal. mendorong kritisisme publik atas dominasi politik dan ekonomi dan kuasa modal
Mendorong transparasi dan akutanbilitas praktik-praktik kekuasaan penyelenggara Negara/pemerintah Memberikan hak-hak public untuk mendapatkan informasi yang berimbang, memberikan ruang kepada public untuk menyalurkan aspirasi Memperjuangkan aspirasi public terkait dengan penyelenggarakan Negara/pemerintahan yang bermartabat