Empat Balon Rektor Paparkan Visi Misi

  • Selasa 04 September 2018 , 12:00
  • Oleh : Ritta Humas
  • 1490
  • 4 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

SLEMAN – Empat bakal calon (balon) Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) memaparkan visi misi dan program kerjanya dalam Rapat Terbuka Senat, di Ruang Rapat Lt 5, Gedung Rektorat UPNVY, Senin (3/9/2018).

Keempat balon tersebut adalah Dr. Ir. Abdul Rizal, AZ.,MP. (Dekan Fakultas Pertanian 2008 - 2013), Dr. Ir. Singgih Saptono, MT. (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama), Dr. M. Irhas Effendi, MS. (Wakil Rektor Bidang Akademik), dan Dr. Ir. Suharsono, MT. (Dekan Fakultas Teknologi Mineral).

Keempatnya diberikan kesempatan untuk memilih nomor undian untuk menentukan urutan penyampaian visi misi dan program kerja di hadapan Senat, perwakilan dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa. Para balon Rektor diberikan waktu sekitar 20 menit untuk paparan dilanjutkan tanya jawab.

Dr. M. Irhas Effendi, MS menjadi orang pertama yang menyampaikan visi misi. Irhas menyampaikan jika saat ini UPNVY masih menghadapi dua hal penting, yaitu penuntasan transisi dan mewujudkan prestasi menjadi universitas pionir pembangunan yang dilandasi jiwa bela negara di era global.

“Sebagai perguruan tinggi kita harus berpijak pada arah pengembangan pendidikan nasional, arah pengembangan pendidikan tinggi baru kemudian arah pengembangan UPN,” kata Irhas.

Irhas juga menyampaikan capaian yang sudah UPNVY raih, isu strategis yang masih dihadapi, strategi utama dan quick win.

Pada isu strategis, Irhas membagi menjadi tiga isu yaitu internasionalisasi dan globalisasi berupa revulasi industry 4.0, tuntutan stndarisasi internasional, rendahnya daya saing pendikan tinggi maupun inovasi, dan masuknya perguruan tinggi asing. Pada isu nasional, Irhas menganalisa ada 5 masalah salah satunya yaitu adanya upaya mengembalikan kelembagan UPNVY menjadi swasta. Sedangkan pada isu ketiga yaitu internal UPN permasalahannya yaitu kelembagaan, akademik, keuangan, SDM, Sarpras, Lambastnya proses integrasi SI berbasi TI, lambatnya proses PBJ, Akreditasi Institusi masih B, meningkatnya akreditasi prodi diikuti dengan akreditasi minimal dari prodi baru, masih rendahnya capaian kinerja mahasiswa yang terukur, perlunya penguatan pemahaman nilai dan visi.

Selanjutnya yaitu Dr. Ir. Singgih Saptono, MT. yang memaparkan program kerja melalui analisis SWOT. Singgih menganalisa berbagai peluang dan ancaman melalui jargon Unggul, Patriot dan Nasionalis yang dia singkat UPN.

Kata Singgih pilar utama pembangunan UPNVY adalah melalui upaya memerankan institusi dalam kancah yang lebih luas dengan dilandasi semangat bela negara untuk meningkatkan daya saing dan martabat bangsa, meningkatkan secara signifikan infrastruktur dalam berbagai bentuk institution network serta mengembangkan institusi UPNVY yang unggul di dalam organisasi, manajemen dan sumberdaya.

“Ada delapan program kerja yang akan saya usung yaitu peningkatan produktifitas dan efisiensi pendidikan, perbaikan atmosfir akademis dan kegiatan penelitian, pemberdayaan masyarakat, penataan kampus yang aman, nyaman dan ramah lingkungan. Penataan pengelolaan pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat pembangunan, perluasan dan kesempatan belajar, dan kedelapan yaitu kerjasama dan sinergi dengan stakeholders.” paparnya

Urutan ketiga yaitu Dr. Ir. Suharsono, MT yang menekankan program kerjan jika dirinya menjadi Rektor pada pemaknaan bela Negara. Harsono mengejawantahkan dan mengaplikasikan identitas belanegara dalam era disrupsi. Pada paparannya dijelaskan implementasi identitas belanegara secara lebih kongkrit pada kurikulum. Belanegara sebagai identitas universitas perlu ditopang dengan sifat spesifik yang menawan di era disrupsi.

“Membumikan kehidupan beragama dan menciptakan suasana religi di kampus belanegara yang majemuk dan heterogen dengan tetap menjunjung toleransi antar umat beragama. Dengan motivasi dan suasana kerja yang dilandasi ibadah kepada Tuhan Semesta Alam diharapkan semua kinerja segenap civitas akademik akan lebih dinamis, efisien, jujur dan bertanggung jawab.” Paparnya.

Harsono menyusun program kerja 4 tahun menjadi lima bidang yaitu pendidikan, penelitian, pengabdian, organisasi, kelembagaan dan tata kelola, serta kemahasiswaan dan alumni.

“Untuk menyiapkan dan menghadapi pengaruh era disrupsi : Penerapan pembelajaran metode SCL harus ditindaklanjuti dengan mengunggah silabus, RPS, bahan kuliah dan tugas-tugas serta tautan yang terkait dengan MKA. Mewujudkan pengambilan MKA lintas jurusan/ fakultas. Menciptakan MKA yang bercorak multi disiplin.”

Terakhir, Dr. Ir. Abdul Rizal, AZ.,MP, pada paparannya ia mengusung visi sinergi, unggul terkemuka untuk mencetak pionir pembangunan jika terpilih menjadi Rektor UPNVY periode 2018 – 2022.

Ia memaparkan program kerja yang dibagi menjadi delapan misi yaitu mengembangkan tridharma perguruan tinggi, pengembangan kelembagaan, mengembangkan potensi dan prestasi mahasiswa, membangan kerjasama, mengembangkan sumberdaya manusia, membangun kerjasama, pengembangan keuangan, dan mengembangkan kesejahteraan warga UPNVY.

Pada kesempatan tersebut Rizal menyampaikan dukungannya dalam pengembangan UPNVY menjadi Energy University saat menjawab pertanyaan Prof. Sari Bahagiarti, Rektor UPNVY.

“Jika kita perhatikan kita bisa saja membuat jargon atau istilah untuk kampus ini, misalnya kampus hijau maupun kampus energy namun semuanya tidak lepas dari ruh utama yaitu kampus bela Negara,” jawabnya.

Dalam forum tersebut, berbagai pertanyaan muncul mulai bidang penelitian, kelembagaan, sumber daya maupun infrastruktur.

Para balon juga mendapatkan pertanyaan yang sama dari Prof John Hendri, Sesdirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti yang hadir mewakili Menristekdikti mengenai komitmen terhadap balon Rektor lain jika salah satunya terpilih menjadi Rektor.

Pada kesempatan terpisah keempat balon Rektor sepakat untuk berkolaborasi dan sinergi untuk membangun institusi.

Usai pemaparan visi misi dan program kerja balon Rektor, agenda dilanjutkan dengan pemilihan Rektor oleh anggota Senat secara tertutup. Selanjutnya keputusan Senat akan dilaporkan kepada Menristekdikti. (wwj/humas)