Mega Utami dan Dewi Madu Candani Raih Juara 3 pada Lomba The Landformation X JITI 2022
Sleman—Mahasiswa Jurusan Ilmu Tanah UPN “Veteran” Yogyakarta berhasil mempersembahkan juara tiga pada perlombaan ilmu tanah yang diadakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran. Mahasiswa tersebut adalah Mega Utami (133190033) dan Dewi Madu Candani (133190091). Mereka berhasil meraih penghargaan tersebut pada cabang lomba Soil Judging Contest yang dilaksanakan pada 10 September 2022 lalu.
Mega Utami mengaku dirinya merasa senang dan tidak menyangka bisa membawa pulang penghargaan dikarenakan perlombaan tersebut adalah perlombaan nasional pertama yang ia ikuti. “Perlombaan SJC nasional ini baru pertama kali saya ikuti, jadi belum punya pengalaman apa-apa. Tapi saya tentunya bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT serta orang tua dan orang-orang sekitar saya yang turut mendoakan dan memberi semangat,” ungkapnya.
Lomba The Landformation (Learn Hard for the More Real Action) X JITI (Jambore Ilmu Tanah Indonesia) 2022 sendiri merupakan kegiatan kolaborasi berupa kegiatan pengabdian masyarakat, perlombaan ilmu tanah dan kegiatan lainnya. Perlombaan ini berskala nasional yang diikuti oleh jurusan Ilmu Tanah dari beberapa universitas yang terdapat di Indonesia. Tujuannya adalah guna membangkitkan kepedulian mahasiswa ilmu tanah terhadap pertanian Indonesia.
Sedangkan cabang lomba yang diikuti oleh Mega dan Dewi adalah Soil Judging Contest. Lomba ini merupakan lomba dimana peserta mengidentifikasi tanah yang disediakan oleh penyelenggara kemudian mengklasifikasikan jenis tanah tersebut berdasarkan Klasifikasi Tanah Nasiobal, FAO, dan Soil Taxonomy. Kemudian, sifat-sifat tanah yang sudah diidentifikasi sebelumnya dicocokkan pada tabel pedoman kesesuaian lahan untuk suatu komoditas tanaman.
Lebih lanjut, Mega menjelaskan mengenai teknis dari lomba yang ia ikuti. Pada kompetisi tersebut dihasilkan sebuah data sifat tanah dan hasil analisis kesesuaian lahan beberapa komoditas tanaman. Data tersebut kemudian diberi penilaian oleh juri dimana hasil identifikasi yang memiliki poin paling banyak merupakan juara dari perlombaan tersebut.
“Perlombaan ini dilaksanakan secara online, sehingga kami mengalami beberapa hambatan dikarenakan tanah jadi tidak bisa terlihat jelas dan diidentifikasi secara langsung,” keluh Mega menyampaikan hambatan yang dialami timnya. Ia mengaku perlombaan yang dilaksanakan secara online membuatnya kesulitan dalam menentukan setiap sifat tanah yang ada.
Di akhir pembicaraan, mahasiswa angkatan 19 itu mengungkapkan mengenai harapannya dan tim ke depannya. Ia berharap bisa menjadi lebih baik lagi pada perlombaan-perlombaan selanjutnya dan dapat meraih juara pertama. “Saya juga berharap semoga adik-adik tingkat yang mengikuti perlombaan sejenis bisa meraih juara pertama agar semakin membanggakan jurusan Ilmu Tanah dan juga UPN “Veteran” Yogyakarta,” pungkas Mega menutup pernyataannya.