Penasehat Khusus Mendiktisaintek Sampaikan Kuliah Umum di UPN Veteran Yogyakarta, Tegaskan Kedaulatan Maritim Indonesia

  • Rabu 19 Februari 2025 , 06:20
  • Oleh : Dewi
  • 1051
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

YOGYAKARTA - Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta menggelar Kuliah Umum Magister dan Doktor bertajuk “Dinamika Geo Maritim Kawasan Indonesia” pada Rabu (19/2/2025) di Gedung Rektorat Lantai 5. Kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa tersebut disampaikan oleh Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio, S.I.P., M.M, yang kini menjabat sebagai Penasehat Khusus Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek).

Rektor UPN Veteran Yogyakarta, Prof. Dr. Ir. Mohamad Irhas Effendi, M.Si., mengatakan, topik yang diangkat dalam kuliah umum ini sangat relevan dengan nilai-nilai Bela Negara yang dijunjung tinggi oleh UPN Veteran Yogyakarta serta relevan dengan isu terkini, khususnya kedaulatan maritim Indonesia.

Sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan mencapai 6,32 juta km2 setara dengan 62% luas wilayah Indonesia, Rektor UPN Veteran Yogyakarta menegaskan bahwa menjaga kedaulatan maritim merupakan kewajiban setiap warga negara.

“Kami harap materi dalam kuliah umum ini dapat memperkuat kita semua dalam menempatkan diri pada dinamika geo maritim di Indonesia, serta dapat meningkatkan kecintaan kita pada Tanah Air sesuai dengan nilai-nilai Bela Negara,” ujar Rektor UPN Veteran Yogyakarta dalam sambutannya.

Guru Besar Ilmu Manajemen tersebut juga menekankan bahwa selain unggul di bidang akademik, civitas academica UPN Veteran Yogyakarta juga harus mengimplementasikan nilai-nilai Bela Negara dalam lingkup kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Sementara itu, Prof. Dr. Marsetio, mengawali kuliah umumnya dengan menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang posisinya paling strategis lantaran berada di antara dua benua dan dua samudera, menjadikannya sebagai kekuatan yang tidak dimiliki negara-negara lain di kawasan.

“Indonesia memiliki potensi yang luar biasa, sebagai negara kepulauan kita punya keunggulan demografi dan geografi sehingga kita harus memanfatkannya untuk kesejahteraan masyarakat,” tutur Prof. Dr. Marsetio.

Namun demikian, Prof. Dr. Marsetio juga mengingatkan bahwa terdapat sejumlah dinamika geo maritim yang perlu mendapat perhatian tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga masyarakat Indonesia. Pasalnya, jika dibiarkan berlarut-larut, dinamika ini berpotensi mengancam kedaulatan maritim Indonesia

“Jadi, dinamika geo maritim di kawasan ini harus kita cermati. Negara kita punya sepuluh batas maritim, dari sepuluh batas maritim ini, yang tuntas baru satu dengan Singapura sedangkan yang lainnya belum. Artinya, potensi konflik ke depan sangat besar, mulai dari India, Thailand, Malaysia, hingga China,” papar Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) periode 2012-2014 tersebut.

Guru Besar Ilmu Pertahanan di Universitas Pertahanan itu, juga menyinggung klaim sepihak China atas perairan Natuna Utara yang melanggar kedaulatan maritim Indonesia. Ia juga mengingatkan perihal hegemoni Negeri Tirai Bambu itu di kawasan melalui berbagai megaproyek raksasanya, seperti Belt and Road Initiative (BRI), pembangunan pangkalan militer di berbagai negara, grey zone operations, serta persaingan sengit antara China dengan Amerika Serikat.

“China sedang melengkapi pangkalan militer besar-besaran di pulau-pulau buatan di LCS. Selain itu, China juga membuat aturan maritim baru di LCS, bahkan memerintahkan setiap kapal khusus untuk melaporkan posisinya ketika memasuki perairan klaim teritorialnya. Semua kondisi ini yang perlu kita waspadai,” tegas Prof. Dr. Marsetio.

Pada penutup kuliah umumnya, Prof. Dr. Marsetio berharap para mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta mendapatkan wawasan baru terkait dengan dinamika geo maritim di kawasan Indonesia. Dengan demikian, para calon pionir pembangunan di masa depan dapat menjaga kedaulatan wilayah NKRI.

Penulis: Ulfa  

Editor: Dewi