Potensi Geothermal Gunung Ungaran Antarkan Alfian dan Dzulfikar Juara 1 Paper Internasional

  • Kamis 20 September 2018 , 12:00
  • Oleh : Ritta Humas
  • 1969
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

SLEMAN – Meningkatnya kebutuhan energi listrik dan harga minyak serta berkurangnya produksi minyak memacu banyak negara, termasuk Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada pada minyak. Di sisi lain potensi energi panas bumi yang cukup besar di Indonesia belum termanfaatkan secara baik, salah satunya yang ada di Gunung Ungaran, Jawa Tengah.

“Gunung Ungaran ini memiliki setting geologi unik, dari segi pembentukan gunung pun juga. Lalu potensi geothermal disini belum dikelola dengan baik oleh perusahaan, jadi masih sebagai geowisata dan kolam pemandian air panas. Untuk itu kami melakukan penelitian guna mengetahui seberapa potensi geothermal ungaran ini.” Terang Alfian Gilang Gumelar, mahasiswa Teknik Geologi angkatan 2016 saat ditemui di Kampus UPN Condongcatur, Rabu (19/09/2018).

Ketertarikannya meneliti potensi geothermal atau panas bumi di Gunung Ungaran mengantarkan dia dan Muhammad Dzulfikar Faruqi meraih Juara 1 Paper Competition pada ajang The 7th Indonesia EBTKA Connex 2018 pada 29 - 31 Agustus 2018 di Balai Kartini, Jakarta.

Dua mahasiswa Teknik Geologi UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) berhasil mempresentasikan dengan baik karya ilmiah berjudul Geothermal Prospect Delineation Using Ordinary Kriging Of HG-RN-TN elements Landsat 8, and AMT Method; Study Case at Ungaran, Central Java, Indonesia dihadapan para juri.

Pada penelitian ini ia menjelasakan proses integrasi metode antara geokimia tanah, landsat, dan geofisika dalam mengefektifkan eksplorasi geothermal.

“Jadi dalam ekplorasi geothermal efektif menggunakan geofisika karena dapat mengetahui gambaran bawah permukaan mulai dari source, reservoir rock, dan cap rock.” Terang laki-laki kelahiran Bantul, 18 Maret 1998.

Alfian mengaku mengerjakan penelitian ini sejak jauh hari, karena event tersebut merupakan gelaran tingkat internasional dalam bidang energi terbarukan. Mereka harus bersaing dengan kampus-kampus ternama bahkan dari luar negeri dan juga perusahaan-perusahaan besar.

Untuk itu ia bersama rekan satu timnya menyusun strategi dan mengembangkan karya ilmiah berdasarkan penelitian yang pernah ia kerjakan sebelumnya.

“Sebenernya ini perkembangan paper saya bersama Mas Arditya, dari Teknik Geofisika angkatan 2014. Dulu kami membahas geothermal Ungaran menggunakan metode geofisika untuk mengetahui kontrol struktur waktu di Asia Pacific Conference yang diselenggarakan EAGE (European Association of Geosciences and Engineering) dan HAGI (Himpunan Ahli Geofisika Indonesia),” jelasnya.

Alfian menerangkan paper terdahulu hanya fokus dengan metode geofisika, kini didukung oleh metode kriging menggunakan data geokimia tanah dan ditambah metode landsat (penginderaan jauh).

Metode kriging adalah suatu metode yang digunakan pada penelitian permukaan bawah tanah untuk memprediksi titik sample ekplorasi minyak atau gas.

Alfian menerangkan dalam geothermal seperti minyak dan gas, perlu adanya area yang cocok untuk dibor karena memiliki potensi besar. Jika di minyak dan gas titik tersebut merupakan area yang potensi hidrokarbonnya banyak. Sedangkan kalau di geothermal titik yang akan dibor bisa dijadikan memiliki potensi suhu yang akan diolah dan diubah ke energi listrik melalui generator dan alat lain.

“Metode - metode tersebut saling memiliki korelasi, jadi hasil akhirnya ada titik mana yang cocok untuk dilakukan produksi, seperti itu. Kalau unutk potensi daya belum saya teliti, mungkin masih akan saya lanjutkan penelitian ini,” katanya dengan semangat.

The 7th Indonesia E BTKA Connex 2018 adalah ajang tahunan tentang energi baru dan terbarukan terbesar di Indonesia. Acara ini didukung oleh Direktorat Jenderal Energi Baru, Energi Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Selama tiga hari berbagai program kegiatan diselenggarakan berbagai kegiatan program seperti konferensi, pameran, poster dan kompetisi kertas, pelatihan dan kunjungan siswa. Acara ini mengumpulkan para pemangku kepentingan utama dari pejabat pemerintah, profesional, dosen, mahasiswa, serta perwakilan organisasi non-pemerintah.

Dalam program konferensi, berbagai pembicara dari pengambil keputusan, akademisi, pemimpin bisnis, dan lembaga luar negeri akan memberikan Anda informasi terkini, diskusi komprehensif, dan pengembangan lanjutan dalam industri untuk mengatasi tantangan energi terbarukan di Indonesia. (wwj/humas)