PRODI HUMAS UPN VETERAN YOGYAKARTA GELAR STUDI EKSKURSI BERTEMA PR CHALLENGES IN DIGITAL ERA
Sleman_Prodi Hubungan Masyarakat UPN Veteran Yogyakarta kembali menggelar kegiatan studi ekskursi. Pada umumnya, kegiatan studi ekskursi sama dengan kegiatan studi banding, yakni mahasiswa diajak berkunjung langsung ke suatu perusahaan atau lembaga guna melakukan pembelajaran. Adapun pelaksanaan studi ekskursi tahap 1 dilakukan pada Rabu (22/6/2022) lalu secara daring melalui Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Prodi Humas UPNVY.
Dewi Novianti selaku kepala Prodi Hubungan Masyarakat UPN Veteran Yogyakarta menjelaskan bahwa pelaksanaan studi ekskursi kali ini kembali dilakukan secara daring akibat situasi pandemi Covid-19. Meski dilakukan secara daring, Dewi berharap agar para peserta, khususnya mahasiswa Prodi Hubungan Masyarakat tetap mampu mengambil pengetahuan serta memetik ilmu yang disampaikan oleh narasumber.
Pada studi ekskursi 2022 tahap 1 ini mengusung tema PR Challenges In Digital Era. Hal yang menjadi latar belakang pemilihan tema tersebut karena adanya tantangan Public Relations (PR) di era digital yang semakin bersaing dengan munculnya berbagai macam produk dan teknologi yang ada. Sehingga praktisi PR harus mampu berinovasi, berkreasi, sekaligus bisa menciptakan aktivitas yang bersaing dan menjual. Sejalan dengan tema tersebut, maka pada kesempatan ini studi ekskursi diisi oleh Dr. Drs. H. Agus Rochiyardi, M. M selaku Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Otorita Borobudur.
Agus mengawali sesi pemaparan materinya dengan membahas mengenai potensi tentang kepariwisataan yang ada di Indonesia. “Presiden Indonesia, Pak Jokowi melihat Indonesia memiliki potensi yang sangat luar biasa tentang kepariwisataan. Hal tersebut berdasarkan data pada tahun 2019 bahwa wisatawan dunia jumlahnya mencapai 1,5 miliar. Namun, pada tahun tersebut Indonesia hanya mampu meraih 16,5 juta wisatawan,” ujarnya.
Ia kemudian melanjutkan, “Oleh karena itu, kemudian Pak Jokowi menghendaki adanya “10 Bali Baru” yang meliputi Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai. Namun, dari 10 destinasi tersebut kemudian dikerucutkan lagi menjadi 5 destinasi superprioritas yang mencakup Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.”
Setelahnya, Agus turut membahas terkait strategi yang dilakukan Badan Otorita Borobudur (BOB) guna menarik minat para wisatawan, misalnya dari mempersiapkan aksebilitas dan services sebaik mungkin. “Dan terkait dengan metode pemasaran/promosinya, BOB melakukan branding, advertising, dan juga selling,” paparnya.
Terakhir, Ia menjelaskan bahwa seorang PR harus mampu memahami apa yang dipikirkan orang-orang berdasarkan dengan zamannya/generasinya seperti Baby Boomers, Gen X, Gen Y, hingga Gen Z. Hal itu dikarenakan setiap generasi memiliki karakteristik, pemikiran, bahkan kemampuan digital yang berbeda. Dengan memahami karakter setiap generasi, maka akan lebih mudah untuk menentukan strategi komunikasi yang diperlukan.