Seminar Internasional “ASEAN Community Challenge"

  • Selasa 06 Oktober 2015 , 12:00
  • Oleh : Ritta Humas
  • 1585
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta bekerjasama dengan Faculty Of Communications And Arts Chulalongkorn University Thailand dan University Of Thai Chamber of Commerce Thailand menyelenggarakan  International Seminar ASEAN Community Challenge bertempat di Ruang Laboratorium PIAR  kampus UPNVY unit 2 Babarsari pada hari Selasa 6 Oktober.

Seminar tersebut menghadirkan pembicara   Dr. Jirayudh Sinthupang, Dr. Warapon Chatratichart (Dari Thailand) dan Prayudi, Ph.D. dari Ilmu Komunikasi UPNVY. Seminar tersebut dibuka oleh Wakil Dekan I FISIP Dr. Machya Astuti Dewi, M.Si.  dengan dihadiri oleh para dosen, para mahasiswa FISIP  dan praktisi Komunikasi

Dalam ceramahnya salah satu nara sumber Bapak Prayudi, Ph.D. menjelaskan tentang Communication CSR between Reputation and Greenwashing. Dalam ceramahnya mengatkan bahwa Perkembangan konsep CSR di Indonesia muncul di awal tahun 2000-an.Perusahaan-perusahaan Indonesia lebih menerapkan CSR menunjukkan pemahaman munculnya menguntungkan melakukan CSR yang baik. Mengingat bahwa perusahaan semakin serius mengembangkan kegiatan CSR, aspek komunikasi memegang peranan penting.

Seminar ini membahas argumen mengapa komunikasi harus menjadi elemen inti dari kebijakan CSR dan strategi communnication CSR, baik pada tahap pengembangan strategi CSR dan implementasi CSR. Stakeholder yang semakin kritis. Dalam era keterbukaan seperti saat ini dialami oleh Indonesia, penting bagi perusahaan untuk serius memperhatikan harapan stakeholder . Sebuah contoh yang baik dari ini adalah kasus dugaan pencemaran Teluk Buyat yang melanda Newmont Minahasa Raya .

               Bentuk pertanggungjawaban kepada stakeholders . Komunikasi dua arah yang efektif akan membantu kedua perusahaan dan pemangku kepentingan untuk memahami satu sama lain .

Dikelola dengan baik dan komunikasi CSR non - berlebihan akan mengarah pada pembentukan reputasi perusahaan yang baik,praktek komunikasi CSR memastikan bahwa semua pemangku kepentingan , baik secara aktif terlibat dan mereka yang akhirnya akan terpengaruh , terus menerus dan diinformasikan .

               Dalam menentukan yang terbaik strategi komunikasi CSR , sangat menarik untuk melihat model yang PR yang dikembangkan oleh Gruning dan Hunt (1984 ) : tekan agentry , informasi publik , dua arah asimetris dan dua arah model simetris .

Dari empat model , tiga model terakhir yang relevan dan dapat digunakan untuk berkomunikasi kegiatan CSR kepada pemangku kepentingan .

               Ketika sebuah perusahaan, pemerintah atau kelompok lain mempromosikan hijau berbasis inisiatif lingkungan atau gambar tapi sebenarnya beroperasi dengan cara yang merusak lingkungan atau dengan cara berlawanan dengan tujuan dari inisiatif diumumkan. Ini juga dapat mencakup menyesatkan pelanggan tentang manfaat lingkungan dari suatu produk melalui iklan menyesatkan dan klaim tidak berdasar.

               Di Indonesia, kasus kegiatan greenwashing dapat berupa sebagai berikut: Dana perusahaan perkebunan ribu ikal dan meninggalkan mereka sesudahnya.Kertas fotokopi dengan logo "hijau" di atasnya seolah-olah tulisan ini telah disertifikasi sebagai kertas ramah lingkungan, sedangkan logo sertifikasi dibuat oleh perusahaan itu sendiri.

Perusahaan memegang acara seperti konser atau bazaar dengan "hijau" label, tapi banyak sampah dalam pelaksanaannya (brosur, kantong plastik, dan styrofoam) dan mengkonsumsi tinggi listrik.