UPN VETERAN YOGYAKARTA ADAPTIF HADAPI MASSA PANDEMI

  • Minggu 29 Agustus 2021 , 10:32
  • Oleh : Dewi
  • 2058
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Sleman_Pandemi Covid-19 yang terjadi hampir dua tahun terakhir membuat perguruan tinggi harus adaptif. Perubahan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang awalnya lebih banyak luring atau tatap muka menjadi daring atau online memaksa sumber daya yang dimiliki perguruan tinggi pun untuk berinovasi.

Hal ini mengemukakan dalam Webinar “Marketeers Goes to Campus” yang digelar Marketplus Institute, Sabtu (28/8//2021). Hadir sebagai pembicara dalam webinar kali ini  Rektor UPN Veteran Yogyakarta (UPNVY), Mohammad Irhas Effendi serta Rektor Swiss German University, Filiana Santosa. Founder and Chairman Markplus Inc, Hermawan Kertajaya menjadi host dalam webinar ini.

Dr. Mohammad Irhas Effendi Irhas, MS selaku  Rektor UPN Veteran Yogyakarta (UPNVY) mengemukakan masa  pandemi saat ini memberikan tantangan bagi institusi pendidikan berbagai tingkat. Secara global, penyebaran pandemi menghasilkan berbagai perubahan signifikan dalam dunia pendidikan, baik dalam proses pembelajaran maupun interaksi sosial di antara peserta didik dan tenaga pengajar. Di sisi lain, perubahan yang terjadi memberikan dampak positif bagi inovasi pendidikan.

“Salah satu inovasi UPN Veteran Yogyakarta  dalam menciptakan system bembelajaran luring menjadi daring melalui aplikasi yang bernama spada wimaya.  Namun system ini juga memunculkan berbagai masalah. Salah satunya yaitu  jaringan internet bagi mahasiswa di sejumlah daerah tertinggal, terluar dan terdalam (3T).

“Rektor UPN “Veteran Yogyakarta menambahkan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ekonomi bagi mahasiswa juga sudah dilakukan antara lain pembebasan, pengurangan dan perpanjangan pembayaran Uang Kuliah Tunggal  bagi wali mahasiswa yang terkena dampak pandemi. Selain itu untuk mendukung program pemerintah terkait percepatan vaksinasi, UPN Veteran Yogyakarta telah berupaya berkoordinasi dengan berbagai mitra menggelar vaksinasi massal, tambah Rektor UPN Veteran Yogyakarta.

UPN Veteran Yogyakarta punya potensi prodi pertambangan dan perminyakan. Namun sebagai kampus yang sudah berdiri sejak 1958, UPNVY yang sarat dengan perubahan berusaha untuk beradaptasi dengan perubahan era digital ini. Termasuk dalam melakukan refocusing anggaran bagi layanan pendidikan yang lebih baik bagi civitas akademika.

Berbagai perubahan sudah terjadi di kampus UPN Veteran Yogyakarta. Berawal dari  status lembaga pendidikan tinggi yang didirikan atas prakarsa para pejuang kemerdekaan RI dengan nama Akademi Pembangunan Nasional (APN) "Veteran" yang didirikan dikota Yogyakarta, perguruan tinggi ini kemudian  bernaung dibawah Departemen Pertahanan Keamanan/ABRI pada 1977. Kemudian pada 1995, kampus ini berubah status menjadi Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Saat ini UPN Veteran Yogyakarta kembali menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud).

"Sekarang kami jadi BLU (badan layanan umum) . Dengan pengalaman sarat akan perubahan, kami harus mampu berorientasi global namun tetap mempertahankan nilai bela negara," ungkapnya.

Sementara Filiana Santosa mengungkapkan Perguruan Tinggi harus memiliki kemampuan dalam mengatasi gap generasi di lingkungan kampus. Kemampuan ini penting karena saat adanya perbedaan generasi antara dosen yang lebih banyak lahir di era baby boomer dengan mahasiswa yang merupakan generasi Z.

"Dosen jangan jadi gaptek (gagap teknologi-red) namun harus mampu menguasai teknologi dalam mengimbagi mahasiswa yang berasal dari generasi yang berbeda," paparnya.

Webinar kali ini merupakan program talkshow inspiratif bersama perwakilan  lembaga pendidikan tinggi seluruh Indonesia dalam  menyikapi kondisi pandemi dan inovasi yang dihadirkan oleh kampus selama masa pandemi. Selain itu tantangan dunia pendidikan selama pandemi  COVID-19, terutama di perguruan tinggi dan program yang dilakukan oleh kampus untuk membangun jiwa kewirausahaan di kalangan.