Mahasiswa, Mulailah Berinvestasi Saham

  • Sabtu 20 Maret 2021 , 12:53
  • Oleh : Wike Wijayanti
  • 5238
  • 4 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

SLEMAN - Siapa bilang mahasiswa tidak bisa berinvestasi? Meskipun belum bekerja dan mendapatkan penghasilan namun mahasiswa dapat melakukan investasi. Apalagi saat ini investasi sudah bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk mahasiswa.

 “Yang pasti adalah bahwa investasi harus dilakukan sedini mungkin. Mengapa demikian? Setiap orang ingin mewujudkan mimpi dan menginginkan hidup yang nyaman di masa depan atau di masa tuanya nanti. Untuk itu, diperlukan perencanaan keuangan secermat mungkin yang harus dimulai sejak dini.” Kata Dr. C. Ambar Pujiharjanto, M.E, praktisi bidang pasar modal dan pengajar Program Studi Manajemen di UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) saat memberikan materi pada seminar “Sukses Investasi Saham Bagi Pemula” melalui zoom meeting yang diselenggarakan Kelaspraktisi.com berkerjasama dengan UPNVY pada Jumat (19/3).

Dengan berinvestasi sejak dini, kita dapat sedini mungkin melindungi nilai aset dari inflasi yang menyebabkan turunnya daya beli uang yang kita miliki. Tidak hanya itu, investasi juga mampu membantu memenuhi kebutuhan di masa mendatang. Semakin dini melakukan investasi, semakin siap pula kita dalam menghadapi tantangan dan risiko-risiko yang mungkin muncul di masa yang akan datang.

“Investasi merupakan komitmen untuk menunda konsumsi demi mendapatkan laba di kemudian hari. Keuntungannya juga banyak.” Ujarnya.

Selain mendapatkan laba, keuntungan berinvestasi saat masih berstatus mahasiswa salah satunya menjadi lebih percaya diri dan membuat semangat belajar. Apalagi jika uang yang diinvestasikan berasal dari penghasilan sendiri, misalnya dari hasil kerja paruh waktu.

Investasi, kata Ambar bisa menjadi cara jitu mengingat potensi keuntungannya yang lebih tinggi daripada tabungan biasa.

Menabung merupakan kegiatan menyisihkan uang untuk kebutuhan jangka pendek, sedangkan investasi merupakan pengembangan uang yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan.

Tabungan dapat diambil kapan saja, sementara investasi perlu waktu untuk pencairan dana. Perbedaan selanjutnya, dalam menabung imbal hasil relatif rendah, karena itu risikonya pun juga rendah. Sementara, investasi memiliki risiko kerugian sebanding dengan imbal hasil yang diharapkan atau high risk high return. Contoh produk menabung adalah tabungan di bank, sedangkan contoh produk investasi misalnya saham, reksa dana.

 

Lalu bagaimana cara berinvestasi bagi pemula khususnya mahasiswa?

Bagi orang awam yang baru akan terjun di dunia investasi sering kali harus memilih jenis investasi yang seperti apa. Terutama saat untuk memilih antara saham, obligasi dan reksa dana.

“Saya menyarankan untuk berinvestasi saham. Kenapa saham? Dengan melakukan investasi pada saham maka keuntungan yang didapat bisa dari capital gain yaitu kenaikan dari harga yang telah dibeli sebelumnya dan juga adanya dividen yaitu bagi hasil keuntungan yang diperoleh perusahaan kepada para investornya.” Jelasnya.

Tentu selain keuntungan, juga terdapat resiko yang harus dihadapi salah satunya adanya capital los yaitu penurunan dari harga yang telah dibeli sebelumnya atau juga bisa terkena suspend pada perusahaan yang telah diinvestasikan sehingga tidak ada pergerakan harga. Artinya risk and return sebanding tetapi hal itu bisa diatasi dengan melalui jam terbang yang tinggi lapangan termasuk pengetahuan yang kita miliki terkait investasi.

“Berinvestasi saham itu seperti membeli sepotong kue perusahaan. Anda menjadi pemilik meskipun sedikit.” Ujarnya.

Saat ini berinvestasi saham juga tidak perlu menyiapkan dana besar. Pertama yaitu memilih perusahaan sekuritas kemudian membuka rekening efek di perusahaan tersebut.

“Di rekening ini nantinya digunakan untuk menyetor uang. Dengan uang ini bisa untuk membeli saham yang diinginkan.” Jelasnya.

Saat ini banyak perusahaan sekutitas yang memperbolehkan setorang awal di bawah Rp 5 juta atau minimal Rp 100 ribu.

“Kemudian pertimbangkan biaya transaksi yang ditawarkan. Biaya ini meliputi biaya pembelian dan penjualan saham. Ada perusahaan sekuritas yang mematok biaya 0,20 persen untuk pembelian dan 0,25 persen untuk penjualan. Pilihlah perusahaan sekuritas yang menawarkan biaya transaksi paling rendah.” Kata Ambar.

Dengan perkembangan teknologi saat ini bisa berinvestasi saham dengan mudah melalui smartphone. Banyak aplikasi trading saham yang bisa diunduh gratis di Play Store dan AppStore. Dengan aplikasi ini bisa melakukan online trading kapan pun dan di mana pun.

Terakhir yang paling penting adalah pastikan berinvestasi saham pada perusahaan publik yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahuinya bisa mengunjungi laman BEI untuk mengetahui perusahaan mana saja yang membuka sahamnya pada publik.

Pilhlah perusahaan yang menawarkan saham modal kecil, misalnya BUMN. Perusahaan seperti ini memiliki reputasi baik dan risiko rendah untuk mengalami penurunan.

“Banyalah belajar dan berdiskusi dengan orang-orang yang lebih dahulu bermain saham sehingga bisa mengetahui seperti apa gambarannya. Dan yang paling adalah jangan takut mencoba berinvestasi.” Pungkasnya. (wwj/humas)