UPN Veteran Yogyakarta Sebut Nilai Bela Negara Relevan Ditanamkan di Era Digital

  • Kamis 20 Juli 2023 , 12:05
  • Oleh : Dewi
  • 2060
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Adanya perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat di era digitalisasi dan revolusi industri 4.0 serta 5.0 turut menjadi ancaman terhadap kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Rektor UPN 'Veteran' Yogyakarta, Mohammad Irhas Effendi mengatakan dampak pesatnya penyebaran informasi itu, tentu saja akan mempengaruhi keberadaan negara. Apalagi penyalahgunaan informasi kerap dilakukan kelompok-kelompok tertentu untuk merugikan negara dan berimbas pada ketahanan nasional.

"Ini menjadi tantangan kita baik itu di internal maupun eksternal dan sekarang sudah masuk pada dunia digital sekaligus telah masuk pada era disrupsi dimana tadi disebut banyak hal yang telah kehilangan akarnya," kata Rektor UPN 'Veteran' Yogyakarta, Mohammad Irhas Effendi dalam sambutan di acara Pelatihan Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai 1945 (JSN'45), Senin (17/7/2023).

Irhas menilai salah satu aspek penting dalam menjaga ketahanan nasional di era gempuran digital itu masih sama yakni menanamkan nilai bela negara. Menurutnya, nilai-nilai yang terdapat di dalamnya masih sangat relevan apabila dijadikan strategi dalam menanggapi informasi yang dapat memengaruhi keberadaan negara tersebut.

Oleh karena itu, saat ini, UPNVY yang bekerja sama dengan Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) menggelar pelatihan Pelatihan Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai 1945 (JSN'45) dan diikuti oleh 40 dosen dari berbagai fakultas UPNVY.

"Sekali lagi apakah (pelatihan nilai-nilai 1945) itu penting di era kini tentu itu masih penting. Berdasarkan pengalaman yang telah kita lihat dan juga bisa kita baca di berbagai artikel bahwa satu-satunya yang bisa kita gunakan untuk menguatkan sebuah negara itu adalah nilai-nilai (bela negara). Hanya nilai-nilai itulah yang akan mampu menyatukan kita semua untuk menghadapi berbagai tantangan yang terus berubah," ujarnya.

Irhas juga menegaskan semua civitas akademika harus mempunyai daya tangkal dan ketangguhan dalam menghadapi situasi yang semakin berkembang pesat dan kompleks di segala bidang.

Maka terus membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul, produktif, inovatif dan berdaya saing serta memiliki kesadaran bela negara menjadi pertahanan penting di era revolusi 4.0 dan 5.0 ini.

"Jadi nanti ini akan bergulir, namun untuk sekarang kita fokuskan kepada para pengajar bela negara agar mereka yang akan merangkum nilai-nilai ini dengan mata kuliah bela negara," jelasnya.

Wakil Ketua Umum II LVRI, Wresni Wiro menyebut pihaknya konsisten mengadakan pelatihan JSN'45 tersebut sejak tahun 2012 dan kini menyasar pada UPN 'Veteran' Yogyakarta lantaran memiliki semangat untuk terus menggelorakan nilai bela negara.

Ia menyebut pelatihan JSN'45 yang akan digelar pada 17 Juli hingga 22 Juli 2023 itu akan mengarah pada bagaimana cara menghadapi ancaman yang lebih kompleks dan luas di era yang serba digital dalam perspektif ketahanan nasional.

Sehingga nilai- nilai inilah yang harus terus diimplementasikan dalam program pembinaan kesadaran bela negara, baik di lingkungan pendidikan, pekerjaan maupun di tengah- tengah masyarakat.

"Dalam pelatihan ini (tentunya) akan muncul ide-ide baru yang inovatif dan inspiratif agar setiap peserta (pelatihan) merasa terpanggil dan menjadikan diri sebagai bagian dari solusi untuk membangun karakter bangsa yang tangguh dan militer," pungkasnya.