ASEAN-IPR Kunjungi UPNYK, Ajak Mahasiswa Tingkatkan Riset Resolusi Konflik

  • Senin 25 September 2023 , 09:41
  • Oleh : Dewi
  • 1547
  • 2 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta
Executive Director of ASEAN-IPR saat Mempresentasikan Materi Perkenalan ASEAN-IPR. /Sumber: HUMAS UP

JOGJA - Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPNYK) melalui Jurusan Hubungan Internasional terpilih sebagai salah satu universitas dalam rangkaian University Tour of The ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (ASEAN-IPR). Kegiatan diisi dengan seminar bertajuk ASEAN Matters: Epicentrum of Growth di Ruang Seminar FISIP kampus setempat, Jumat (22/9/2023).

Sekadar diketahui di tahun 2023 ASEAN-IPR mengadakan serangkaian tur ke universitas-universitas terpilih di Indonesia untuk meningkatkan kesadaran akan kerja ASEAN-IPR dalam mengarusutamakan penelitian dan bukti mengenai manajemen konflik, perdamaian, rekonsiliasi, dan pembangunan perdamaian. UPNYK dipilih lantaran peran aktifnya dalam kegiatan penelitian terkait perdamaian, toleransi, dan manajemen konflik, yang relevan dengan kerja ASEAN-IPR. Selain itu UPNYK belum memiliki Pusat Studi ASEAN sehingga kegiatan ini menjadi peluang untuk berdirinya pusat studi.

Ketua Jurusan Hubungan Internasional UPNYK, Saptopo Bambang Ilkodar menyampaikan kegiatan seperti ini menjadi langkah menjalin relasi yang baik dengan lembaga internasional. "Selanjutnya saya berharap ini akan menginspirasi mahasiswa supaya kemudian lebih bersemangat untuk studinya. Paling dekat ini, mahasiswa bisa menulis skripsi mengenai resolusi konflik di ASEAN, lebih jauh lagi mereka mau turut mengambil peran sebagai diplomat di organisasi ASEAN," lanjutnya.

Perwakilan Indonesia pada Governing Council ASEAN-IPR, I Gede Ngurah Swajaya dalam sambutannya mengatakan perdamaian dan stabilitas adalah status yang harus diupayakan oleh begitu banyak orang dari setiap elemen. Alasan itulah mengapa mahasiswa juga perlu berperan langsung untuk mengupayakan perdamaian dan stabilitas dunia.

"Kota Jogja memiliki jumlah universitas paling banyak di Indonesia. Jadi pada dasarnya kota ini adalah kota pelajar, kotanya generasi muda. Saya rasa ini adalah kesempatan yang baik bagi ASEAN-IPR, serta bagi mahasiswa jug untuk bisa membangun bersama komunitas ASEAN, menjaga perdamaian dan stabilitas, mengembangkan kemitraan di antara negara-negara di kawasan ini," ucapnya.

Ngurah Swajaya menambahkan kondisi hari ini di mana semua negara sedang mengupayakan stabilitas dan kedamaian menjadi alasan utama lembaga seperti ASEAN-IPR didirikan. ASEAN-IPR adalah lembaga yang menggabungkan praktisi-praktisi dengan akademisi terbaik, yang akan mendidik masyarakat tentang pentingnya bekerja bekerja untuk perdamaian dan stabilitas. Selain itu, lanjut dia, juga untuk berbagi informasi tentang apa yang dimaksud dengan penyelesaian konflik secara damai.