Bagikan Sedotan Bambu, Mahasiswa UPNVY Kampanyekan Kurangi Sampah Plastik

  • Minggu 17 Maret 2019 , 12:00
  • Oleh : Ritta Humas
  • 984
  • 2 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

YOGYAKARTA – Pusat Studi Manajemen Sungai dan Pantai UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) bersama para mahasiswa mengkampanyekan pengurangan sampah plastik dalam kehidupan sehari – hari. Salah satunya dengan penggunaan straw atau sedotan berbahan bambu.

Kampanye penggunaa sedotan bambu tersebut dilakukan UPNVY saat berpartisipasi pada acara peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2019 yang diselenggarakan Pemerintah Kota Yogyakarta, Minggu (17/3) di sepanjang Jl. Mangkubumi, Yogyakarta.

“Di luar negeri sedotan bambu sudah banyak digunakan, mari kita mulai di Yogyakarta. Pada kesempatan ini UPN berkomitmen untuk mengurangi sampah plastik.” Kata Ketua Pusat Studi Manajemen Sungai dan Pantai, Dr. Purbudi sembari membagikan sedotan bambu kepada masyarakat yang hadir.

Sedotan dari bambu yang dibawanya merupakan hasil kreasi masyarakat di desa binaan UPNVY di Dusun Bulak Salak, Cangkringan, Sleman.

Purbudi yang merupakan Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut mengatakan, pihaknya juga berkerjasama dengan Magister Manajemen Bencana UPNVY untuk membina desa tersebut.

Dusun Bulak Salak merupakan daerah yang berada di lereng Merapi. Dusun ini berada lokasi rawan bencana dan tergolong daerah miskin. Meskipun demikan dusun tersebut memiliki potensi eknomi yang besar.

Potensi bambu di dusun yang berada di Desa Wukirsari tersebut sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dengan membuat kerajinan besek dan kerangjang ikan. Namun hasilnya tidak dapat mengangkat perekonomian warga karena nilai jualnya rendah.

“Kalau dibuat besek harganya murah sekali. Kebetulan saya pernah eksport sedotan bambu dan kita mencoba untuk mengembangkan dengan bambu yang ada.” Kata Pipit Widayanti, mahasiswa Magister Manajemen Bencana UPNVY yang saat ini sedang mengembangkan desain sendok dari bambu.

Proses pembuatan sedotan bambu tergolong mudah. Ranting bambu yang berukuran kecil dihilangkan kulitnya kemudian di amplas.

“Proses pengamplasan berulang – ulang, dengan ukuran amplas yang berbeda – beda. Kemudian direbus selama 3 jam dan di oven.” Kata Pipit.

Sedotan bambu yang sudah diproses dapat digunakan berulang – ulang sekitar 3 bulan. Untuk proses pembersihan, sedotan dicuci dengan air mengalir dan bagian dalamnya disikat dengan lidi.

Kegiatan puncak peringatan HPSMN 2019 dengan tema ‘Kelola Sampah untuk Hidup Bersih, Sehat dan Bernilai’ ini dimeriahkan beberapa program antara lain: lomba mewarnai peduli lingkungan dan sampah untuk kelompok TK, lomba yel-yel kelola sampah (SD), lomba recycle Fashion Show (Umum). (wwj/humas)