Bukit Pandawa Jadi Kawasan Geo Heritage

  • Rabu 28 Agustus 2019 , 12:00
  • Oleh : Ritta Humas
  • 3672
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Masyarakat Yogyakarta khususnya warga Dusun Jering, Desa Sidorejo, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, bangga dan menyambut baik karena Gunung Wungkel akan dijadikan salah satu geo heritage di Yogyakarta. Dengan demikian gunung yang terletak di sebelah barat Sleman ini, bisa menjadi obyek wisata baru serta bisa menjadi pusat penelitian mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi Yigyakarta mau pun yang ada di Indonesia dan luar negeri. Up

Anggota Tim Pengusulan Geo Heritage DIY, Jatmika Setiawan mengatakan, penambahan Gunung Wungkal yang memiliki nama lain Bukit Pandawa tinggal menunggu persetujuan Kementerian Energi Sumber Daya Alam dan Mineral (ESDM).

Menurutnya, Pemda DIY juga menyetujui penambahan Bukit Pandawa tersebut sebagai geo heritage di DIY. "Nanti setiap kabupaten akan ada satu usulan wisata geo heritage,'' katanya, saat menerima kunjungan dari rombongan penelitin dari Universitas Teknologi Petronas, Malaysia, kemarin.

Untuk Sleman, lanjut dia, yang diusulkan Bukit Pandawa ini. ''Kawasan ini nanti akan menjadi kawasan wisata edukasi kebumian. Jadi bukit ini nantihya akan menjadi pusat penelitian,'' jelasnya.

Dosen Teknik Geologi UPN Veteran Jogja ini menjelaskan, Bukit Pandawa (Gunung Wungkal) tersebut akan melengkapi geo heritage lainnya yang sudah lebih dulu ditetapkan di DIY.

Menurut Jatmiko, ada sembilan lokasi yang sebelumnya ditetapkan sebagai kawasan geo heritage di DIY. Mulai Tebing Breksi, Gunung Gamping, Lava Bantal (Sleman), Gumul Pasir Parangtritis (Bantul), Gunung Api Purba  Ngelanggran, Kali Ngalang, dan Gunung Batur (Gunungkidul) Gua Kiskendo, dan Penambangan Mangaan (Kulonprogo).

Kawasan Bukit Pandawa, katanya, memiliki struktur geologi yang sangat langka. Dia menyontohkan di lokasi tersebut ditemukan lava sisa gunung berapi purba yang diperkirakan usianya mencapai 40 juta tahun.

Masih menurut Jatmiko, struktur unik ini sangat jarang ditemukan di tempat lain. Salah satu yang memiliki kemiripan ada di Bayat Klaten. Tetapi umurnya sekitar 30 juta tahun.

Namun struktur geologi yang ada di Bukit Pandawa Godean diklaim jauh lebih baik. Instrusi batuan tuanya bisa dilihat lebih jelas, dan mudah dijangkau dengan aksesibilitasnya.

"Batuan di sini paling tua di DIY. Usianya 40 juta tahun, atau lebih tua dari yang ada di Klanggeran apalagi dari Merapi yang hanya 2.000 juta tahun," katanya.

Jika kawasan tersebut sudah menjadi kawasan pariwisata, maka diharapkan kesejahteraan masyarakat bisa meningkat. Hal yang sama juga sudah dialami oleh masyarakat di Tebing Breksi dan Lava Bantal.

"Tebing Breksi pendapatan Rp4 miliar dalam satu tahun dan Lava Bantal Rp2 miliar pertahun. Ahli penambangan dan perminyakan yang datang ke Bukit Pandawa ini sudah banyak yang datang seperti dari Petro China dan Petronas Malaysia," ujarnya.

Pihaknya hanya tinggal menunggu ketok palu dan aturan pengembangan kawasan Bukit Pandawa tersebut sebagai geo heritage. Jika kawasan ini sudah menjadi kawasan pariwisata edukasi kebumian, diharapkan kawasan perbukitan tersebut bisa ditata lebih indah lagi. "Selain Bukit Pandawa, kami juga mengusulkan Puncak Suroloyo (Kulonprogo), Gua Selarong (Bantul)," katanya.

Sementara Direktur Utama PT Dewi Sri Sejati, Alim Sugiantoro mengatakan, pihaknya akan mendukung upaya pemerintah untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai geo heritage di DIY.

Apalagi Bukit Pandawa menjadi bagian dari proyek perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) Godean Hills. "Kalau termasuk kawasan geo heritage, maka masyarakat sekitar juga bisa diberdayakan. Kami tentu akan mendukung aksesibilitas menuju wisata baru ini," kata Halim.

''Semoga dengan adanya obyek wisata ini masyarakat bisa lebih sejahtera,'' imbuhnya.