FTM UPN Veteran Yogyakarta Gelar Kuliah Umum Bekerjasama dengan IAFMI
FTM UPN Veteran Yogyakarta Gelar Kuliah Umum Bekerjasama dengan IAFMI
YOGYAKARTA - Fakultas Teknologi Mineral (FTM) Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPNV YK) menggelar Kuliah Umum bertajuk 'Desain Struktur Lepas Pantai' Senin (28/8/2023). Kuliah Umum ini menghadirkan para praktisi dari Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak Bumi dan Gas Indonesia (IAFMI).
Wakil Rektor Bidang Umum Dan Keuangan, Dr. Drs. Susanta, M. Si menyampaikan Teknik Perminyakan menjadi salah satu Program Studi (Prodi) unggulan di UPNV YK. Sudah banyak alumni UPNV YK yang bekerja di perusahaan minyak baik nasional dan internasional.
Oleh karena itu melalui kerjasama dengan IAFMI, ke depannya berbagai kesempatan untuk mendalami sektor perminyakan semakin terbuka lebar. Program MBKM juga memberikan dukungan penuh untuk terus mendorong mahasiswanya belajar di luar kampus seperti melalui program magang di perusahaan.
"IAFMI memiliki banyak praktisi yang berpengalaman di bidang Minyak dan Gas (Migas). Ini menjadi peluang bagi mahasiswa UPNV YK untuk bisa belajar langsung praktek industri Migas di lapangan. Sehingga teori yang didapatkan di kelas bisa diimplementasikan," ungkapnya.
Ketua Jurusan Teknik Perminyakan UPNV YK, Dr. Boni Swadesi, S.T., M.T. menyampaikan ucapan terima kasih kepada IAFMI yang sudah bersedia menjadi pemateri dalam Kuliah Umum ini. Ke depan kerjasama dengan IAFMI akan terus dikembangkan untuk turut mensukseskan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
"Kegiatan ini akan ditindaklanjuti dengan kerjasama program MBKM. Melalui program ini mahasiswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk belajar langsung kepada praktisi. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk memulai kerjasama selanjutnya," ucapnya.
Chairman of IAFMI, Ir. Taufik Aditiyawarman, M.M, PMP, IPU menyampaikan pemerintah punya target mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang. Migas punya dampak yang cukup besar pada emisi karbon meski masih di bawah batu bara. Minyak menyumbang emisi CO2 sebesar 31%, natural gas 17%, batu bara 35%, dan non energi 17%.
"Berdasarkan data ini artinya, Migas menyumbang 48% emisi CO2 berdasarkan data tahun 2019. Dibandingkan negara lain di dunia benchmark mencapai NZE Indonesia 2060, Finland lebih agresif di tahun 2035 dan India lebih lambat dari kita pada 2070," paparnya.
Untuk mengejar target NZE pada 2060 atau lebih cepat Indonesia fokus pada transisi energi. Penggunaan batu bara akan lebih ditekan dan didorong untuk ke gas. Sebab secara persentase dampak ke emisi gas lebih baik. Pemerintah juga terus mendorong electric vehicles (EV) atau kendaraan listrik juga reboisasi.
Dia menjelaskan Indonesia dituntut untuk memiliki ketahanan energi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga pertahanan. Namun disisi lain ada juga faktor lingkungan yang harus diperhatikan. Berdasarkan outlook transisi energi, pada 2050 mendatang kebutuhan Migas untuk pemenuhan energi primer masih ada, meski secara persentase turun.
"Mungkin persentase turun, renewable energy meningkat. Tapi penurunannya 14% dari 2019-2050, artinya Migas masih dibutuhkan. Batu bara akan semakin berkurang karena emisi faktornya paling besar. Gas mungkin akan gantikan peran minyak sebagian karena lebih bersih untuk substitusi energi," jelasnya.
Executive Director IAFMI, Desi A. Mahdi, S.T., M.B.A, PMP, PMI-ACP mengatakan setelah kuliah umum ini ke depan akan ada kerjasama lebih lanjut dengan UPNV YK. Menurutnya IAFMI sudah melakukan Memorandum Of Understanding (MoU) dengan beberapa universitas. Seperti ITB, ITS, Universitas Pertamina, UP 45, dan Alumni Teknik Sipil ITB dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat melalui bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
"Ini penting kerjasama dengan universitas link and match melalui kuliah umum, seminar, dan jalur peminatan. Dan mungkin ke depan MoU dengan rektorat [UPNV YK]."
Menurutnya IAFMI juga berpartner dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk dimintai masukan terkait suatu masalah khususnya di sektor Migas dan sektor lainnya.
Sebagai informasi, Kuliah Umum ini juga dihadiri Head of Civil & Structural IAFMI, Tigor Hutabarat yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Keahlian Sipil dan Struktur Lepas Pantai. (*)