Kang Yoto Buka Desa Wisata Migas Pertama di Dunia

  • Senin 02 Mei 2016 , 12:00
  • Oleh : Dewi
  • 1361
  • 2 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Jakarta - Bupati Bojonegoro Suyoto membuat gebrakan baru di dunia pariwisata. 
Kang Yoto membuat desa wisata migas. Apa itu?

Desa wisata migas ini terletak di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro. 
Rabu (27/4/2016) pagi tadi telah diresmikan menjadi desa wisata migas, mungkin satu-satunya 
di Indonesia bahkan di dunia.

"Tadi pagi saya baru membuka wisata kawasan sumur tua Wonocolo. 
Pembukaan kawasan sumur tua ini menjadi bagian dari skenario Bojonegoro sebagai lumbung energi negeri. 
Desa wisata ini adalah model unik di dunia ini dan hanya satu satunya," kata Kang Yoto dalam siaran pers, 
Rabu (27/6/2016).

Menurut Kang Yoto,  jika dibor di kedalaman 200 meter di daerah ini sudah keluar minyak. 
Nah jika ingin melihat kajian atau belajar tentang singkapan lapisan tanah anda bisa melihat 
di  Kedungmaor, Kecamatan Temayang. Berdasarkan kajian untuk minyak di daerah  Wonocolo 
dan selatan adalah fosil darat, sedangkan Bojonegoro barat adalah dari fosil binatang laut. 

"Sangat lengkap energi di Bojonegoro, ada minyak yang berasal  dari fosil laut, fosil darat, 
panas bumi dan kemiri sunan. Energi tak terbarukan dan terbarukan sekaligus. 
Dari sisi eksploitasi dan pengolahan menggunakan teknologi modern sampai tradisional," kata Kang Yoto.

Desa Wisata Migas di Wonocolo memang menyajikan banyak hal salah satunya adalah energi
terbarukan yakni ada panas bumi, jika diolah menjadi geotermal. Saking kayanya potensi energi, 
siswa SD di Bojonegoro diberi mata pelajaran dasar tentang geoheritage. 

"Bojonegoro adalah geoheritage satu-satunya di dunia, jangan pergi ke mana pun sebelum datang
ke Kota Geoheritage," kata  Kang Yoto

Lebih dari itu, bagi Kang Yoto, desa wisata migas ini juga menjadi pemberdayaan ekonomi kerakyatan 
dan mengenai aspek pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Sehingga dari kegiatan ini 
diharapkan masalah lingkungan harus mendapatkan perhatian utama. Untuk menjaga eksistensi 
minyak tradisional ini akan diupayakan sustainable minyak aktivitas penampangan. 

"Mengapa dikembangkan jadi wisata: perbaikan lingkungan hidup, pemberdayaan masyarakat, 
pendidikan publik dalam rangka wujudkan ketahanan energi. Pengembangan wisata sumur tua ini 
dapat dilakukan atas kolaborasi antara pemkab, warga desa, penambang, Pertamina EP, SKK Migas, 
UPN, TNI, Polri, dan Perhutani," pungkasnya.

(van/nrl)


http://news.detik.com/berita/3198121/kang-yoto-buka-desa-wisata-migas-pertama-di-dunia