MAHASISWA UPN VETERAN YOGYAKARTA RAIH JUARA 3 AJANG CSR PUBLIC RELATIONS UNIVERSITAS KRISTEN TINGKAT NASIONAL
Sleman – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh tiga mahasiswa program studi Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta pada kompetisi CSR Public Relations (PURE) Universitas Kristen Satya Wacana pada (03/09/22). Mereka adalah Iftinan Adhasari Pramesthy, Syiva Pramuji Budi Astuti, dan Yuslin Aprilia yang tergabung dalam tim Vamos.
Kompetisi PURE 2022 mengajak pesertanya untuk menempatkan diri sebagai praktisi Public Relations dari perusahaan energi panas bumi. Peserta ditantang membuat proposal perancangan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bertujuan menciptakan pengetahuan jangka panjang agar kehadiran perusahaan dapat diterima dengan baik di tengah masyarakat, dan dampak positif dari energi panas bumi dapat dipahami oleh masyarakat luas tanpa terkecuali.
Iftinan selaku perwakilan tim menuturkan motivasi dirinya dalam mengikuti kompetisi ini. “Kalau dari aku pribadi ngga ada motivasi yang terlalu mendasar, motivasinya karena kompetisi ini sesuai sama latar belakang pendidikan aku yaitu Humas. Terus alhamdulillahnya didukung ketemu sama orang-orang yang juga pingin lomba, jadi terbentuklah satu tim dan kita menemukan PURE ini,” ungkapnya.
Tidak jauh berbeda dengan tahapan perlombaan pada umumnya, Iftinan mengungkap bahwa hal pertama dilakukan adalah membentuk tim. “Setelah terbentuk tim kami brainstorming untuk menemukan ide kasaran, lalu menyusun timeline pengerjaannya, dan dilanjutkan melakukan registrasi. Langkah berikutnya adalah finishing, lalu mengirim proposal yang telah selesai di garap,” imbuhnya. Proposal karya tim Vamos mendapatkan penilaian baik dari juri, dan dinyatakan lolos grand final. Pada tahap ini mereka diharuskan melakukan presentasi selama 10 menit, lalu dilanjutkan sesi tanya jawab selama 5 menit.
Solusi yang ditawarkan tim Vamos atas permasalahan yang diangkat adalah program CSR bernama Sano Sembada. “Program ini terbagi menjadi dua sub program yaitu bootcamp dan juga pemberdayaan petani, tujuan utamanya adalah memberi edukasi kepada target sasaran yang merupakan remaja dan orang tua,” terang Iftinan.
Lebih lanjut ia membagikan cerita bahwa selama mengikuti kompetisi, tim ini mengalami tantangan tersendiri. “Tantangannya adalah menyatukan ide serta kesibukan kita bertiga yang berbeda-beda. Disamping itu, aku dan tim pingin sesuatu yang memang ada kebaruan sehingga berbeda dari program-program yang lain,” pungkasnya.
Ketika diumumkan bahwa tim nya meraih juara 3, Iftinan tidak dapat memungkiri bahwa perasaannya sangat senang sekaligus tidak menyangka. “Aku dan teman-teman sempat kesulitan buat mencari data populasi penduduk di sana, itu tuh sangat amat sulit soalnya datanya minim banget. Sampai grand final aja sudah engga nyangka, apalagi alhamdulillahnya dapat juara ketiga,” ungkapnya.
Sebelum menutup pembicaraan, ia memberikan tips dan trik bagi mahasiswa lain yang berminat mengikuti kompetisi sejenis. “Pertama temuin dulu rekan tim yang punya kesamaan visi dan misi, keinginan, serta tujuan. Mungkin di awal banyak struggle, tapi ya menurutku semuanya butuh adaptasi sih. Terus yang kedua cari lomba yang kiranya memang relevan dan kamu pengen. Kalau misalnya udah ketemu lombanya, kamu nyusun ide kasarannyanya dulu baru nanti mendaftar secara administrasi. Terus selanjutnya kamu upayakan yang terbaik aja, entah nanti hasilnya gimana itu akan jadi sebuah pengalaman yang berkesan,” tutupnya.