MAHASISWA UPN VETERAN YOGYAKARTA, SULAP RUMPUT LAUT DAN MADU SEBAGAI PENGAWET MAKANAN
Sleman_5 Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian (FP) UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) yaitu Aurora Yupita Achmada (Agribisnis’18), Rakha Surya Yudhistira (Agribisnis’18), Aditya Ananta Putra (Agribisnis’19), Muhammad Hilmy Raihan Azhari (Agribisnis’20), dan Fatihah (Agribisnis’20) berhasil menemukan inovasi pengawet makanan dari bahan rumput laut dan madu yang diberi nama “Carrashine”. Inovasi ini mendapatkan hibah penelitian senilai Rp. 20.000.000,’00 (dua puluh juta rupiah) dari ajang perlombaan Bisnis Plan Youth Agripreneur Camp Youth Agripreneur Camp yang diselenggarakan oleh Yayasan Penelitian Inovasi Bumi (INOBU). Bisnis Plan, Youth Agripreneur Camp. Youth Agripreneur Camp adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengasah potensi generasi muda nasional yang siap ambil peran dalam membuat rancangan inovasi pengolahan hasil pertanian menjadi suatu produk, jasa, dan teknologi yang siap dipasarkan. Agris Setiawan, S.Pd.T. M.Eng, selaku dosen pembimbing dari Tim Carrashien meyampaikan luaran dari program ini, kelompok pengusul akan menawarkan ide inovatif mereka kepada investor untuk dikembangkan menjadi produk dalam jangka panjang.Yayasan Penelitian Inobu adalah lembaga penelitian yang berfokus pada lingkungan dan pembangunan pedesaan yang berkelanjutan. Tujuan dari kompetisi ini yaitu meningkatkan kebijakan publik dan memperkuat masyarakat sipil untuk mengelola sumber daya alam dan sistem produksi pertanian Indonesia secara berkelanjutan, di sepanjang siklus hidup produk.
“Kami bangga atas keberhasilan dari Tim Carrashien yang telah mengharumkan nama almamater dan menemukan inovasi pengawet makanan dari bahan rumput laut dan madu. Semoga inovasi ini dapat digunakan oleh masyarakat dan bangsa Indonesia. Saya berharap banyak mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta terpacu mengikuti ajang lomba, baik lomba skala daerah maupun nasional.
Aurora Yupita Achmada selaku ketua dari Tim Carrashine ini berpendapat bahwa "Berproses di perlombaan ini merupakan satu dari beberapa hal paling mengesankan selama aku kuliah, pkm tidak hanya menantang tapi butuh ego yang harus direndahkan setiap harinya dan ide yang tidak boleh ada matinya, bukan hanya prosesnya yang panjang dan melelahkan, lebih dari itu pkm membuat kita terbentur, terbentur, dan terbentur kemudian terbentuk pola pikirnyaa yang konstruktif dan ilmiah"-ujarnya
Ia menambahkan program kompetisi ini terdiri dari 4 rangkaian kegiatan, yakni: Pendaftaran, Seleksi Proposal, Kelas Daring, Presentasi Ide, dan Coaching Session. Pada seleksi awal tim “Carrashine” ini harus menghadapi 54 tim dalam tahapan pendaftaran. Kemudian dalam 54 proposal tersebut diseleksi kembali menjadi 20 dalam Seleksi Proposal. Tim yang beranggotakan lima mahasiswa agribisnis ini berhasil lolos tahap 10 besar dalam Presentasi Ide. Hingga pada akhirnya Tim Carrashine ini berhasil lolos ke tahap Coaching Session, yakni tahapan pendanaan senilai 20 juta rupiah.
“Nama Carrashine sendiri diambil dari nama produk yang dihasilkan dalam perlombaan ini, yakni produk pelapis buah. Carrashine sendiri merupakan produk inovasi olahan rumput laut yang dibuat edible coating. Edible coating merupakan pelapis makanan yang berguna untuk menahan kelembaban pada produk. Zat ini akan mengurangi laju respirasi pada buah sehingga mengurangi laju pembusukan buah tersebut. Edible coating ini juga diinovasikan dengan dicampur madu. Rumput laut diolah dengan cara direndam, diekstraksi, kemudian dipanaskan dengan dibentuk Edible coating. Edible coating ini kemudian divariasikan dengan madu sehingga berbentuk cairan solid. Cairan inilah yang dinamakan Carrashine. Carrashine bermanfaat sebagai pelapis buah buahan sehingga terhindar dari gejala pembusukan,” terang mahasiwi Fakultas Pertanian semester 8 saat di wawancarai secara online.