UPN "VETERAN" YOGYAKARTA BANTU KEMBANGKAN INDUSTRI RUMAHAN BAKPIA DAN FURNITUR BAMBU PETUNG DI DESA KRAMBIL SAWIT

  • Rabu 16 Juni 2021 , 09:20
  • Oleh : Dewi
  • 3221
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

SLEMAN, YOGYAKARTA - Salah satu bentuk dari pengamalan Tri Dharma Pendidikan dari Dosen adalah melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Sebuah kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang dampaknya bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh warga di suatu daerah yang menjadi obyek pengabdiannya.

Kali ini Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPNVY) melakukan kegiatan PKM di Desa Krambilsawit, Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta.

Dr Hendro Widjanarko SE MM selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UPNVY menuturkan, di Desa Krambilsawit ada potensi industri rumahan Bakpia yang sangat menarik dan menjanjikan. Para pengrajin Bakpia ini bisa dikembangkan lebih baik lagi dengan sentuhan modernisasi, baik itu dalam hal pengolahan maupun pemasaran.

"Melalui strategi pemasaran yang lebih kekinian, diharapkan Bakpia Khas Desa Krambilsawit bisa lebih dikenal dan mampu menjangkau atau menyasar kepada pangsa pasar konsumen secara lebih luas lagi. Dengan memanfaatkan media sosial, website, dan marketplace," ujarnya, di sela-sela kegiatan rapat, di Kampus UPNVY, Jalan Padjajaran, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta, Senin (14/6/2021).

Hendro menyampaikan juga, yang ternyata tidak kalah menarik adalah potensi Industri Kerajinan Bambu yang juga ada di Desa Krambilsawit. Bambu yang digunakan untuk proses produksi adalah jenis Bambu Petung Hitam. Jenis bambu yang kuat ini dimanfaatkan untuk membuat mebel atau furnitur perlengkapan rumah seperti kursi, meja, dan lemari.

"Tim PKM LPPM UPNVY akan melakukan kegiatan pengabdiannya untuk lebih memberdayakan masyarakat agar kualitas dan kuantias produksi mebel Bambu Petung bisa lebih ditingkatkan lagi," ungkapnya.

Menurut Hendro, perekonomian warga Desa Krambilsawit tentunya akan ikut terangkat, melalui pendapatan yang lebih baik jika Industri Bakpia dan furniturnyanya bisa booming di pasaran.

Selain itu, LPPM UPNVY mulai melirik potensi wisata pantai di wilayah Gunungkidul. Namun, perlu lebih kehati-hatian jika itu berhubungan dengan wisata air, karena faktor keselamatan menjadi hal utama yang harus mendapat perhatian.

LPPM UPNVY akan memetakan potensi pantai di Gunungkidul yang belum tergali dan bisa dikembangkan. Sementara, pengembangan akan lebih diarahkan untuk menjual spot dan view yang menarik dan indah untuk wisata swafoto di pinggir pantai.

"Hal ini akan memanjakan turis sekarang yang mayoritas adalah wisatawan pemburu konten foto. Lokasi di pinggir pantai tentunya akan menyuguhkan pemandangan lautan lepas yang cantik dan instagenic," imbuhnya.

Hendro menjelaskan, didukung dengan food stalls yang menyajikan aneka street food kuliner tradisional khas Gunungkidul, keramahan masyarakatnya, dan resort yang nyaman, harapannya wisatawan akan berwisata long stay atau berlibur dalam waktu yang lebih lama di Gunungkidul. Sehingga, otomatis uang yang dibelanjakannya di Gunungkidul juga akan lebih banyak lagi.

Harapannya, pesona wisata pinggir lautan di Gunungkidul yang belum tergali, bisa menjadi spot wisata yang ngehits dan viral di media sosial. Sehingga, pengunjung yang banyak dan membelanjakan uangnya di Gunungkidul bisa lebih memberdayakan perekonomian masyarakat di sekitar obyek wisata.

"Namun, wisata di tengah pandemi tentunya harus tetap Patuh dan Taat dalam Menegakan Disiplin dan Menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) Pengendalian dan Pencegahan Penularan dan Penyebaran Covid-19," katanya.