UPNVY Diskusikan Perkembangan Ekonomi Politik China

  • Selasa 24 September 2019 , 12:00
  • Oleh : Ritta Humas
  • 1337
  • 2 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

SLEMAN - Semakin besarnya pengaruh China di dunia  diangkat ke dalam seminar  yang diselenggarakan oleh Laboratorium Organisasi Internasional, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, FISIP UPN "Veteran" Yogyakarta (UPNVY). Seminar Nasional ini  bertemakan 'Ekspansi Ekonomi Politik China: Perluasan Pengaruh dan Isu Hak Asasi Manusia, Selasa (24/9/2019).

Dalam seminar ini menghadirkan beberapa pembicara yakni Sugiarto Pramono, MA PhD (Cand) pakar politik China dari Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas), Dr. Ririn Tri Nurhayati, MA pakar Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) serta Melaty Anggraini dosen HI UPN "Veteran" Yogyakarta.

Acara dibuka oleh Rektor UPN "Veteran" Yogyakarta Dr. Mohamad Irhas Effendi,MS beserta sambutan dari Kalab Organisasi Internasional Desy Nur Aini, MA

Dalam seminar ini diikuti para akademisi, peneliti, mahasiswa dan umum yang concern terhadap persoalan-persoalan politik di Asia Timur serta isu-isu hak asasi manusia. Turut menghadiri  pula sekitar 25 mahasiswa dari Universiti Sultan Zainal Abidin, Terengganu, Malaysia yang sedang mengadakan kunjungan ke Jurusan HI FISIP UPN "Veteran' Yogyakarta.

Ketua panitia seminar Ariesani Hermawanto mengatakan, kegiatan ini difokuskan pada tema ekspansi ekonomi dan politik China yang terkait pula pada isu hak asasi manusia.

“Pada era milenium baru ini, ekspansi ekonomi serta politik yang dilakukan China telah berlangsung sangat mengesankan dan terjadi secara masif. Namun pada bahagian lain, China tidak lepas dari menghadapi isu-isu hak asasi manusia yang bisa berdampak  merugikan China di dunia internasional," papar Ariesani. Dikatakannya pula, seminar ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai ekspansi ekonomi politik China serta dampak yang ditimbulkannya  termasuk respon negara-negara lain di dunia.

"Termasuk respon dari negara besar seperti Amerika Serikat maupun negara berkembang seperti Indonesia," tambahnya.