Alumni Fakultas Teknologi Mineral Beri Paparan di Webinar Pekan Bela Negara

  • Senin 18 Mei 2020 , 12:00
  • Oleh : Ritta Humas
  • 1883
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

SLEMAN – Para tokoh nasional yang juga alumni Fakultas Teknologi Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) memaparkan perkembangan bidang energi dan sumber daya mineral pada hari pertama Webinar Pekan Bela Negara sesi ke-2, Senin (18/5). Mereka yaitu Saleh Abdurrahman (Staf Ahli Menteri ESDM), Bambang Gatot Ariyono (Dirjen Minerba Kementerian ESDM), Milawarma (Komisaris Independen PT Timah), Raden Agus Amperianto (GM Pertamina EP Asset 4), Ediar Usman (Kepala Biro Fasilitasi Penanggulangan Krisis Pengawasan Energi, DEN), Sutarto (Dekan Fakultas Teknologi Mineral) dan sebagai moderator, Sigit Raharjo (Dirut PT Pertamina East Natuna).

Pada sesi ke-2 webinar melalui aplikasi zoom dan disiarkan langsung melalui kanal sosial media tersebut, para nara sumber berdiskusi dan memaparkan tema “Membangun Ketahanan Energi dan Sumber Daya Mineral.”

Pada kesempatan pertama, Sutarto menyampaikan upaya – upaya yang dilakukan dalam pengeolaan dan ketahanan ESDM. Ia menyampaikan perlunya informasi ke semua pihak termasuk masyarakat kampus tentang potensi dan kebutuhan nasional ESDM di Indonesia.

“Agar bisa mencapai ketahan ESDM, perlu dilakukan kebijakan yang mendorong dilakukannya ekplorasi. Mungkin juga diperlukan kebijakan yang memprioritaskan pemanfaatannya untuk kebutuhan dalam negeri.” paparnya.

Selain itu Sutarto menyampaikan agar pemerintah dan industri sebaiknya memberikan lebih banyak kepercayan kepada perguruan tinggi untuk melaksanakan penelitian berskala industri untuk ESDM masa depan.

Bambang Gatot Ariyono yang memaparkan Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara menekankan pentingnya ekplorasi baru. Mekipun menurut data Badan Geologi saat ini sumberdaya batubara sebanyak 149.009 Milyar Ton dan cadangan batubara sebanyak 37,604 Milyar Ton, namun belum dikelola optimal.

Hal ini menurut Bambang selama ini Indonesia masih melakukan ekspor bahan mentah atau bijih mineral. Selain itu anggaran ekplorasi yang terus menurun yaitu sekitar 1% dari biaya eksplorasi dunia mengakibatkan dalam 10 tahun terakhir Indonesia tidak menemukan cadangan kelas dunia. Untuk itu menurutnya perlu disusun regulasi dan kebijakan yang ramah untuk menjadi daya tarik investasi.

Hal senada juga disampaikan Milawarma, menurutnya permasalahan utama dalam pengelolaan ESDM dan batubara daalah kelangkangan cadangan. Untuk itu ia mengusulkan untuk meningkatkan nilai tambah mineral dalam negeri.

“Melalui peningkatan nilai tambah mineral dalam negeri berdampak pada peningkatan neraca cadangan/sumberdaya alam (ekonomis) negara, peningkatan benefit ekonomi negara (pendapatan negara), mendukung indutri – industri manufaktur dan terciptanya lapangan kerja. “ paparnya.

Pad awebinar sesi kedua kali ini dipaparkan pula mengenai “Kebijakan Pemrintah Pada Sektor Sumber Daya Mineral dan Energi” oleh Saleh Abdurrahman, “Optimalisasi Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi” oleh Raden Agus Amperianto, “Optimalisasi Bauran Energi Nasional Melalui Optimalisasi Energi Fosil dan Energi Baru Terbarukan” oleh Ediar Usman. (wwj/humas)