ELIDYA KARENSA, MAHASISWA UPN VETERAN YOGYAKARTA SABET 3 MEDALI AJANG KOMPETISI RENANG SE-INDONESIA
Sleman - Elidya Karensa (17), Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Yogyakarta (UPNV YK) berhasil membawa harum nama UPNV YK di Kejuaraan Renang Antar Mahasiswa Se-Indonesia. Dia berhasil membawa pulang medali emas gaya dada 200 meter, dan menjadi satu-satunya emas yang UPNV YK peroleh.
Kegiatan renang sudah akrab dilakukan oleh Elidya sejak usia empat sampai lima tahun. Saat kecil dia menderita sakit bronkitis dan mendapatkan saran dari dokter untuk renang sebagai terapi.
Berawal dari sini, justru terapi sakitnya tersebut mengantarkannya menjadi atlet renang profesional. Saat kelas dua Sekolah Dasar (SD) dia sudah mulai mengikuti kejuaraan-kejuaraan renang.
Kejuaraan yang pernah dia ikuti sewaktu duduk di bangku sekolah di antaranya tingkat Kabupaten, Provinsi, DIY Jawa Tengah (Jateng), Jawa Bali, sampai tingkat nasional.
"Saya fokus renang dari TK, sekitar umur empat sampai lima tahun. Dulu aku ada penyakit bronkitis, saran dokter terapinya renang, malah keterusan sampai sekarang," ucapnya.
Sebelum mengikuti Kejuaraan Renang Antar Mahasiswa Se-Indonesia, dia sempat mewakili Kulonprogo, daerah asalnya dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda) XVI DIY 2022. Di Porda dia juga menorehkan prestasi dengan menyabet emas di 4x200 meter estafet gaya bebas, dan perunggu di 4x100 meter gaya bebas.
"Saya asli Kulonprogo, kuliah di UPN saya ngekos. Di Porda kemarin mewakili Kulonprogo," ucap mahasiswa Semester I ini.
Setelah Porda, dia sempat istirahat selama satu pekan dimana latihannya hanya satu sampai dua kali saja. Padahal itu menjelang digelarnya Kejuaraan Renang Antar Mahasiswa Se-Indonesia. Latihan intens hanya dia lakukan dalam dua pekan saja.
"Latihan intensnya sebenarnya hanya dua minggu, setelah Porda sempat rehat seminggu," kata Elidya yang merupakan anak tunggal.
Menurutnya peserta dari Kejuaraan Renang Antar Mahasiswa Se-Indonesia yang digelar di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan diikuti banyak atlet nasional. Sehingga persaingannya sangat ketat.
Elidya mengaku memang spesialis di gaya dada 200 meter. Di perlombaan yang ketat ini, menurutnya dia nyaris gagal mendapatkan emas, karena hampir sejajar dengan peraih perak. Hampir tersalip, namun dia mampu bertahan dan mendapatkan emas.
"Saya dapat emas nomor 200 meter gaya dada, ini memang nomor spesialis saya. Iya sebenarnya hampir [gak dapat emas]," ucapnya.
Bagi Waktu Latihan Renang dengan Kuliah
Sebagai atlet dengan jadwal latihan yang padat Elidya harus pintar-pintar membagi waktu. Masuk kuliah sebagai tanggung jawabnya sebagai mahasiswa, dan latihan renang tanggung jawabnya sebagai atlet.
Membagi waktu ini bukan perkara mudah. Berbeda dengan mahasiswa lain, kegiatannya dimulai sejak lepas subuh dengan latihan dari jam 05.00 WIB sampai jam 07.00 WIB di kolam renang UNY.
Jika kuliah dimulai jam 09.00 WIB dia harus bergegas pulang dan bersiap ke kampus. Semua ini dia lakukan sebagai wujud tanggung jawabnya.
"Kalau pagi harus cepat-cepat siap-siap kelasnya jam 09.00 WIB," ucap mahasiswa penerima Bidikmisi.
Terkait latihan kendala yang dihadapi adalah latihan sore hari. Karena kadang kuliahnya baru selesai jam 16.30 WIB atau jam 17.00 WIB. Sementara latihan seharusnya jam 16.00 WIB.
"Bawa alat [renang] ke kampus jadi langsung latihan ke kolam renang. Yang ngelatih shark swimming club jogja," paparnya.
Elidya tidak hanya berprestasi di cabang olahraga renang, sejak duduk di bangku sekolah dia memang termasuk siswa yang pintar. Maka tidak heran jika dia berhasil mendapatkan Bidikmisi dan lolos SNMPTN. "Kalau waktu SMA kemarin dapat peringkat lima besar," kata alumni SMA 1 Pengasih tersebut.