Kuliah Umum Tentang Pemuliaan Tanaman secara mutasi Menggunakan Radiasi Nuklir
Kita semua menyadari bahwa perubahan iklim saat ini telah menjadi perhatian besar di seluruh bangsa. Perubahan iklim sekarang secara luas diakui sebagai masalah lingkungan utama yang dihadapi dunia. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti proses biotik, variasi radiasi matahari yang diterima oleh bumi, lempeng tektonik, dan letusan gunung berapi. Aktivitas manusia tertentu juga telah diidentifikasi sebagai penyebab signifikan dari perubahan iklim baru-baru ini, yang sering disebut sebagai "pemanasan global". Perubahan iklim dan pertanian merupakan proses yang saling berkaitan dan berlangsung dalam skala global. Untuk memberikan gambaran yang lebih luas tentang penggunaan teknologi nuklir pada bidang pertanian untuk mengantisipasi dampak buruk perubahan iklim, Fakultas Pertanian mengadakan kuliah umum tentang Pemuliaan Tanaman Secara Mutasi Menggunakan Radiasi Nuklir pada hari Kamis 9 Oktober 2014 dengan pembicara Dr. Stephan Nielen Technical Officer dari IAEA (Badan Tenaga Atom Internasional) dan Dr. Ferhat Aziz, Wakil Ketua BATAN. Selain dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian hadir juga para peneliti di bidang pemuliaan tanaman dengan mutasi dari 15 negara yang sedang mengadakan pertemuan di Yogyakarta untuk melaporkan proyek penelitian mereka. Para peneliti tersebut berasal dari Vietnam, Bangladesh, China, India, Indonesia, Korea, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Philippines, Sri Lanka, Thailand, dan Australia.
Prof. Dr. Sari Bahagiarti, Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta, dalam sambutannya sebelum kuliah umum dimulai menyampaikan bahwa para peneliti dari Fakultas Pertanian, UPNVY dengan dukungan dari BATAN telah mengembangkan tanaman, seperti sorgum, gandum, dan pisang untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.
Dalam kuliahnya, Dr. Stephan Nielen menyampaikan efek potensial perubahan iklim yang tak terhingga pada pertanian, diantaranya mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan kualitas, kesehatan ternak, dan serangan hama. Kebanyakan ahli agronomi percaya bahwa produksi pertanian akan banyak dipengaruhi oleh tingkat keparahan dan laju perubahan iklim, walaupun tidak begitu banyakdipengaruhi oleh perubahan iklim yang terjadi secara bertahap. Jika perubahan iklim terjadi secara secara bertahap, mungkin ada cukup waktu untuk biota melakukan penyesuaian. Perubahan iklim yang cepat, bagaimanapun, bisa membahayakan pertanian di banyak negara, terutama yang sudah menderita akibat kondisi tanah yang miskin hara dan iklim, karena hanya ada sedikit waktu untuk seleksi alam dan adaptasi yang optimal. Para ilmuwan telah bekerja keras untuk mengembangkan varietas yang adaptif terhadap perubahan iklim dengan menggunakan berbagai metode, antara lain menggunakan radiasi nuklir untuk menimbulkan mutasi pada tanaman. Varietas baru hasil mutasi tersebut diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan.
Dr. Ferhat Aziz menyampaikan peran BATAN dalam mengembangkan pertanian di Indonesia dengan memanfaatkan tenaga nuklir. Berbagai penelitian di bidang pemuliaan tanaman secara mutasi untuk mengembangkan varietas tanaman baru yang mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim. Tanaman yang dikembangkan antara lain padi, kedelai, ubi jalar, jagung, dan kentang. Varietas baru tersebut mampu bertahan pada cekaman lingkungan yang kurang menguntungkan dengan produktivitas hasil yang tinggi.