Pembuatan dan Pemasaran Keripik Jamur Tiram dan Jamur Kuping Oleh Team Learning Express

  • Sabtu 20 September 2014 , 12:00
  • Oleh : Ritta Humas
  • 1998
  • 3 Menit membaca

Kelompok Wanita Tani (KWT) An-Naba yang berada di Desa Gamping Lor, Godean, Sleman memproduksi berbagai makanan ringan dan minuman seperti jus buah-buahan. Pada learning express ini peserta fokus membantu KWT An-Naba dalam pembuatan dan pemasaran keripik jamur tiram dan jamur kuping. Pembuatan keripik oleh ibu-ibu KWT sangat sehat dengan tidak menggunakan bahan pengawet dan MSG. Manfaat jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori. Jamur ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi, kalsium, karbohidrat, dan protein. Untuk kandungan proteinnya, lumayan cukup tinggi, yaitu sekitar 10,5-30,4%. Begitu juga dengan Jamur kuping mempunyai manfaat di antaranya untuk mengurangi penyakit panas dalam dan rasa sakit pada kulit akibat luka bakar. Bila jamur kuping dipanaskan maka lendir yang dihasilkannya memiliki khasiat sebagai penangkal (menonaktifkan) zat-zat racun yang terbawa dalam makanan, baik dalam bentuk racun nabati, racun residu pestisida, maupun racun berbentuk logam berat. Kandungan senyawa yang terdapat dalam lendir jamur kuping juga efektif untuk menghambat pertumbuhan karsinoma dan sarkoma (sel kanker) hingga 80-90% serta berfungsi sebagai zat anti koagulan (mencegah dan menghambat proses penggumpalan darah). Manfaat lain dari jamur kuping dalam kesehatan ialah untuk mengatasi penyakit darah tinggi (hipertensi), pengerasan pembuluh darah akibat penggumpalan darah, kekurangan darah (anemia), mengobati penyakit wasir (ambeien), dan memperlancar proses buang air besar. Keripik banyak diminati dari anak-anak sampai ibu-ibu rumah tangga. Keripik jamur ini sangat cocok untuk camilan saat belajar, menonton televisi, dan sebagai makanan untuk tamu di rumah-rumah.

Peserta Learning Express UPN “Veteran” Yogyakarta bersama mitranya dari Singapore Polytechnic dan Kanazawa Technical College (Jepang) pada program KKN Internasional yang dilaksanakan tanggal 8-20 September 2014, bersama-sama dengan anggota KWT An-Naba dan warga sekitar membantu memproduksi dan memperluas pemasaran agar lebih dikenal oleh masyarakat di Yogyakarta. Untuk meningkatkan produksi Peserta Learning Express membantu untuk memperbaiki alat-alat yang sudah rusak dimana KWT An-Naba sudah mempunyai alat-alat yang lengkap tetapi banyak yang rusak, sedangkan untuk memperluas pemasaran peserta Learning Express membantu KWT An-Naba untuk kemasannya dengan design yang menarik bagi pelajar dan mahasiswa dengan membuat ukuran kemasan yang lebih kecil dan mudah dibawa atau dimasukan kedalam tas, design kemasan yang lebih murah dari sebelumnya, dan membantu KWT An-Naba untuk menjalin kerjasama dengan koperasi-koperasi di universitas-universitas di sini peserta sudah membantu KWT An-Naba bekerjasama dengan koperasi yang ada di UMY dan UPN.

Learning express merupakan model pembelajaran aktif yang menggunakan pengembangan desain pola berpikir dan inovasi sosial. Dr. Rukmowati Brotodjojo yang menjadi penanggungjawab kerjasama internasional di UPN “Veteran” Yogyakarta, menjelaskan bahwa program pembelajaran ini merupakan kegiatan inovasi sosial yang bersifat internasional yang melibatkan mahasiswa dan staf dosen dari Singapore Polytechnic dan Kanazawa Technical College (Japan) dan UPN “Veteran” Yogyakarta. Melalui program ini mahasiswa dapat mengasah ketrampilan teknis dan softskill karena berinteraksi dengan peserta dari berbagai negara untuk memberikan kontribusi bagi pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat, termasuk diantaranya adalah peningkatan produksi pangan. Mahasiswa di bawah bimbingan dosen bekerja bersama dengan masyarakat setempat untuk memecahkan permasalah yang ada. Karena pemecahan masalah dilakukan dengan melibatkan masyarakat berdasarkan kondisi lokal diharapkan solusi yang dikemukakan dapat dilaksanakan oleh masyarakat setempat dengan sukarela dan berkelanjutan. Di Peserta Learning express dari ketiga institusi tersebut bersama-sama dengan anggota KWT An-Naba dan masyarakat setempat mencoba memberikan inovasi agar produksi jamur lebih efektif dan pemasaran dengan sasaran yang lebih tepat.