UPN "VETERAN" YOGYAKARTA BANTU KORBAN ERUPSI GUNUNG API SEMERU
SLEMAN, YOGYAKARTA - Gunung Semeru dengan guguran awan panasnya sejak Sabtu (4/12/2021) hingga Selasa (7/12/2021) kemarin sore telah menewaskan 34 orang.
Awan panas menerjang Dusun dan Desa yang ada di Wilayah Lumajang, Jawa Timur (Jatim). Total ada 17 desa di 10 kecamatan yang terdampak erupsi Gunung Semeru.
Informasi terakhir, sebanyak 22 orang masih dinyatakan hilang, dan 26 orang mengalami luka berat. Sedangkan, lebih dari 4.250 orang lainnya terkena dampak erupsi gunung berapi di Jatim itu. Mereka tersebar di 44 titik pengungsian. Erupsi telah menyebabkan kerusakan 5.205 rumah.
Jumlah korban demikian besar lantaran warga tidak bersiaga mengantisipasi bencana. Peringatan dini pun tidak sampai ke seluruh masyarakat di area berbahaya.
Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno, MT. selaku Kepala Program Studi Magister Manajemen Bencana Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (Kaprodi MMB UPNVY) dan Kepala Pusat Studi Manajemen Bencana (PSMB) UPNVY menuturkan, menyikapi Bencana Nasional Gunung Semeru, Kampus Bela Negara UPNVY segera mengisiasi pengumpulan bantuan khusus sembilan bahan pokok (sembako) dan penunjang protokol kesehatan (prokes) melalui gerakan Tanggap Semeru.
UPNVY juga membuka Dompet Donasi melalui rekening Bank Negara Indonesia (BNI) 034-0235-286 atas nama Pusat Studi Manajemen Bencana, dengan menambahkan kode unik 001 di akhir nominal transfer (misal Rp500.001).
Menurut Eko Teguh, penyelenggaraan respon darurat harus tetap memperhatikan prokes pencegahan penularan dan penyebaran Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) secara ketat.
Baik itu bagi tim pencarian korban maupun relawan di barak pengungsian yang berasal dari berbagai daerah.
"Jangan melakukan kontak fisik jika memang tidak perlu, dan sebisa mungkin tidak berkerumun," ujarnya di Kampus Bela Negara UPNVY di Jalan Padjajaran (Ring Road/Lingkar Utara), Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta, Rabu (8/12/2021).
Eko Teguh mengapresiasi Dinas Kesehatan setempat yang sudah melakukan ini. Mereka sudah menerapkan Rapid Test, Swab Antigen, maupun Swab PCR kepada para relawan yang ingin turut membantu korban erupsi Gunung Semeru.
Saat ini, kata Eko Teguh, yang mendesak untuk dilakukan adalah pencarian korban yang terdampak langsung.
Kebutuhan dasar bagi para penyintas juga harus segera dipenuhi. Baik itu penyintas di barak pengungsian yang terpusat dan tersebar di beberapa lokasi fasilitas umum, maupun mereka yang ditampung oleh keluarganya.
Gunung Semeru, lanjut Eko Teguh, selama ini sudah menjadi kajian dari PSMB UPNVY. Menyikapi situasi kebencanaan Kali ini UPNVY memberikan bantuan dengan bekerja sama dengan Komunitas Kobar Bromo Semeru, Gusdurian Peduli, LSM Kapala Indonesia, Alumni MMB di Jatim, Forum Perguruan Tinggi Untuk Pengurangan Resiko Bencana, UPNV Jatim, dan UPNV Jakarta.
Eko Teguh juga mengingatkan, pertolongan selain kepada manusia juga diberikan kepada hewan. "Semua pertolongan dan penanganan harus sesuai dengan standar prosedur nasional respon bencana," ungkapnya.
Eko Teguh menjelaskan, setiap Gunung Berapi memiliki karakter masing-masing, baik itu Merapi, Kelud, maupun Semeru. Semeru memiliki karakter erupsi volcano lemah dan lidah lava. Material hasil erupsi yang sering terjadi mengumpul di bagian atas.
Saat terjadi ketidakstabilan lava dan material erupsi akan mengalami longsoran yang biasa disebut dengan guguran awan panas. Selanjutnya turun ke pemukiman penduduk melalui jalur sungai.
"Pada saat bersamaan, erupsi diikuti oleh intensitas hujan yang cukup tinggi sehingga guguran awan panas menjadi di luar batas kelaziman. Erupsi susulan diyakini masih akan terus terjadi dan saat ini belum bisa diprediksi sampai kapan erupsi akan berakhir," urainya.
Eko Teguh berharap, relawan yang terlibat diharapkan memiliki kecakapan dan kapasitas serta mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Dia mewanti-wanti, jangan sampai relawan justru menimbulkan permasalahan baru yang malah akan menjadi beban bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
"Relawan juga harus memiliki kemampuan mengelola barak pengungsian dan memberikan self healing pasca bencana," imbuhnya.
Semua pihak yang ingin memberikan kontribusinya harus mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI) 7937-2013 Tentang Layanan Kemanusiaan Dalam Bencana. Menyangkut persyaratan bagi penyedia layanan dan perlindungan dalam kondisi darurat yang meliputi pasokan air, sanitasi, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), bantuan pangan dan pemukiman, pendidikan, ekonomi, dan ternak.
"Agar layanan, pertolongan, dan bantuan yang diberikan sesuai prosedur yang benar dan memenuhi syarat," ucapnya.