UPN “Veteran” Yogyakarta Dukung BNPB di Hari Kesiapsiagaan Bencana 2022

  • Selasa 26 April 2022 , 03:23
  • Oleh : Dewi
  • 1500
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Sleman - UPN “Veteran” Yogyakarta bantu sukseskan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  yang jatuh pada Selasa, (26/4/2022). Konstribusi  ini wujud implementasi dari UPN “Veteran” Yogyakarta sebagai  Kampus Bela Negara. Kontribusi ini dilakukan melalui berbagai progam, seperti sosialisasi, survei risiko, perkuliahan manajemen bencana, hingga pelatihan evakuasi.

HKB sendiri pada tahun ini mengusung tema “Siap Untuk Selamat” dengan sub tema “Keluarga Tangguh Bencana Pilar Bangsa Menghadapi Bencana”. Seluruh kegiatan HKB bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan bencana seluruh lapisan masyarakat di masa pandemi Covid-19 menuju keluarga tangguh bencana.

“Negara Indonesia terletak pada zona rawan bencana alam. Rentan terhadap bencana gunung meletus, banjir, tanah longsor, hingga gempa bumi. Kita perlu selalu siap siaga mulai dari perencanaan, eksekusi, mitigasi dan pasca bencana,” ujar Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian dalam puncak acara HKB yang diselenggarakan oleh BNPB Indonesia.

Upaya penanggulangan bencana bukanlah kerja sendiri. Perlu adanya usaha bersama dari pemerintah, masyarakat, dunia usaha, bahkan media. Sinergi berbagai lini sektor ini demi bisa mencapai pengurangan risiko bencana.

“Kesiapsiagaan merupakan upaya untuk mengantisipasi dan merespons bencana secara efektif yang perlu dibangun sejak dini. Kesiapan masyarakat menentukan besar kecilnya dampak bencana yg akan diterima. Karena itu, masyarakat harus memiliki kemampuan untuk bertahan dan membangun kembali kehidupannya dengan lebih baik,” jelas Ketua pelaksana HKB 2022, Prasinta Dewi.

Dalam puncak acara HKB, terdapat diskusi “Keluarga Tangguh Bencana Gunung Api Bertutur”. Sesi ini dimoderatori oleh Dosen UPN “Veteran” Yogyakarta, Eko Teguh Paripurno.

“Saya bergerak dalam kebencanaan demi memperkuat aspek inklusifitas bagi disabilitas. Cerita tentang gunung berapi harus jadi perhatian bersama,” jelas Kasihan selaku narasumber yang membagikan pengalamannya dalam mitigasi Gunung Merapi.

Menurut Kasihan, pengetahuan mitigasi tidak hanya perlu diketahui oleh para penyandang disabilitas atau kelompok berisiko tinggi. Namun, juga kepada para relawannya.

UPN “Veteran” Yogyakarta sendiri telah memiliki fasilitas kesiapsiagaan bencana. Baik itu ruang terbuka untuk titik kumpul yang tersebar di setiap gedung berikut rambunya, sistem hydrant dan alat pemadam api ringan, kendaraan ambulans untuk transportasi pasien, Klinik Pratama untuk layanan kesehatan, hingga gedung auditorium dan asrama mahasiswa yang dapat digunakan sebagai shelter atau barak pengungsian.

“Masih perlu dibuat prosedur tetap penanganan darurat bencana saat berada di kampus yang melibatkan seluruh civitas akademika dan masyarakat sekitar kampus. Ini perlu disosialisasikan serta simulasikan secara periodik,” jelas salah satu Dosen UPNVY, Arif Rianto Budi Nugroho.

Melalui berbagai kegiatan HKB, ketua Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia, Harkunti Pertiwi Rahayu memberikan harapannya. “Saya mengajak seluruh elemen untuk membangun budaya sadar bencana. Mari kita kenali ancamannya, kita pahami risikonya. Kita tingkatkan budaya sadar bencana sehingga Indonesia tanggung bencana dapat tercapai.”