UPN “VETERAN” YOGYAKARTA GELAR SYAWALAN
Sleman – Keluarga besar UPN “Veteran” Yogyakarta gelar syawalan bertajuk “Meningkatkan Ketakwaan Merajut Persatuan di Masa Pemulihan dari Pandemi Covid-19” pada Senin, (9/5/2022) di Gedung Auditorium. Acara dihadiri oleh pimpinan, dosen, tendik, dan tamu undangan.
Syawalan dilaksanakan secara luring dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan. Mulai dari menggunakan masker, pembersih tangan, hingga pengecekan suhu. Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Rasa dan Mars Bela Negara lalu dilanjutkan pembacaan Kalam Ilahi oleh Dr. Humam Santoso Utomo, S.Sos, M. AB.
“Kita kembali bisa bersilahturahmi setelah dua tahun melaksanakannya secara daring. Budaya yang terus diwariskan ini memiliki nilai-nilai luhur untuk memperkuat persatuan serta kesatuan. Syawalan tahun ini terasa begitu istimewa karena kita telah menjadi Badan Layanan Umum,” ujar Mohamad Irhas Effendi dalam sambutannya.
Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta tersebut turut menyampaikan pesan bahwa bulan Ramadan adalah masa setiap individu untuk fokus beribadah. Sedangkan di bulan Syawal ini, merupakan waktu seseorang diuji kemampuannya untuk ikhlas memaafkan demi bisa merajut kembali tali silahturahmi.
Acara syawalan dipimpin oleh Drs. Setyo Budi Takarina, M.Pd selaku ketua pelaksana. “Puji syukur atas kenikmatan kesehatan dan keluangan waktu sehingga kita bisa hadir di sini. Karena masih dalam kondisi pandemi, penyelenggaraan syawalan ini tentu harus menerapkan ketentuan kesehatan,” ujar Kepala Biro Umum dan Keuangan Ketua Pelaksana tersebut.
Acara inti berupa pembacaan serah terima ikrar syawalan. Selanjutnya, pemaparan hikmah syawalan oleh Dr.dr. Probosuseno,Sp.Pd-KGer, FINASIM, S.E, MM selaku pembicara.
“Bulan Syawal artinya meningkat. Sebelumnya, bulan Ramadan yang artinya membakar. Melalui masa-masa tersebut, manusia yang memiliki nafsu dan kadar spiritual terus mengalami peningkatan dan penurunan. Namun, itu bisa diperbarui,” ujar Probosuseno.
Dirinya juga menjelaskan peluang adanya perbedaan umur kronologis dengan umur fisiologis. Seseorang yang berusia tua, tetapi semangat dan fisiknya masih muda. Hal ini bisa dilakukan melalui berpuasa. Selain sesuai dengan ayat Allah, Probosuseno menyatakan hal itu telah diteliti oleh para pakar. Pemaparannya dilanjutkan dengan penjelasan mengenai manfaat syukur, sabar, dan silahturahmi.
Dalam kesempatan itu, Dokter Spesialis Penyakit Dalam tersebut turut menjelaskan pentingnya mencari ilmu. “Mencari ilmu adalah kewajiban. Orang yang berilmu lebih bagus daripada 1000 orang biasa. Ilmu bisa membuat sesorang naik drajatnya di hadapan Allah dan manusia. Salah satu jalan menuju surga adalah mencari ilmu,” tegasnya.
Probosuseno turut menanggapi maraknya penyebaran penyakit hepatitis akut baru-baru ini. Penyakit tersebut memiliki gejala awal diare, mual, muntah, sakit perut, dan demam ringan. Terdapat beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan. Misalnya, rutin cuci tangan dengan sabun, tidak bergantian alat makan dengan orang lain, dan memastikan makanan dalam keadaan matang.
Setelah seluruh rangkaian acara telah dilaksanakan, kegiatan ditutup dengan doa bersama. Doa tersebut dipimpin oleh Probosuseno dan diaminkan oleh seluruh hadirin yang datang.