UPN 'Veteran' Yogyakarta Kolaborasi dengan UniSZA Malaysia untuk Diseminasi Hasil Riset

  • Jumat 03 Maret 2023 , 04:47
  • Oleh : Dewi
  • 1732
  • 2 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

YOGYAKARTA - Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UPN 'Veteran' Yogyakarta (UPNVY) menerima kunjungan mahasiswa dari Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA), Malaysia Fakulti Undang-Undang dan Hubungan Antarbangsa. Dalam kunjungan ini, 18 mahasiswa UniSZA berdiskusi dengan mahasiswa FEB UPNVY tentang 'research dissemination'.

Diskusi digelar di Ruang Seminar FEB, di mana masing-masing perwakilan universitas memaparkan hasil risetnya. Sinergi ini menjadi langkah awal dalam membentuk insan intelektual yang berkualitas.

Dekan FEB UPNVY, Dr. Drs. Sujatmika, M.Si. berharap kegiatan ini bisa membuka peluang baru bagi masing-masing universitas. Kunjungan dari lintas fakultas ini akan memberikan pandangan baru, sekaligus langkah awal untuk menjalin kolaborasi.

"Kegiatan ini menjadi ajang masing-masing universitas menjalin relasi. Ke depan kami harap akan ada kerjasama-kerjasama lain agar keilmuannya semakin maju," ucapnya dalam acara kunjungan yang digelar, Jumat (24/02/2023).

Mewakili Keluarga Mahasiswa FEB UPNYK, Presiden Mahasiswa BEM FEB UPNVY, Taufiq Zakaria menyampaikan sangat senang menyambut kedatangan mahasiswa dari UniSZA Malaysia. FEB UPNVY merasa terhormat menjadi universitas yang dipilih untuk dikunjungi. Juga saling diskusi dan bertukar pengetahuan.

"Saya mewakili keluarga mahasiswa FEB UPNVY mengucapkan terima kasih telah berkunjung UPNVY. Ke depan kami harap semakin banyak diskusi-diskusi yang membangun dan saling memajukan universitas," ucapnya.

Masing-masing universitas memaparkan hasil risetnya. Perwakilan UniSZA memaparkan risetnya dengan judul 'Possibilities of Cryptocurrency As a Mode of Payment in Malaysia'. Artikel ini ditulis oleh Birr Zamier bin Abu Bakar dan Ahmad Zuhairi bin Azizan.

Menurut mereka penggunaan cryptocurrency dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang pesat. Namun cryptocurrency menjadi perdagangan bawah tanah, dimana bisnisnya tidak dilegalkan oleh Securities Commission of Malaysia.

"Malaysia dan Indonesia memiliki kemiripan, di mana penggunaan cryptocurrency yang hanya terbatas untuk aset digital dan bukan sebagai alat pembayaran yang sah," papar penulis artikel saat menjelaskan.

Paparan dari FEB UPNVY diwakili oleh dua mahasiswa Ilyasin Aditya dari Prodi Magister Manajemen dan Meyna Cinta dari Prodi S1 Manajemen. Mereka memaparkan tentang operasional dari pembuatan produk unggulan di DIY.

"Bagaimana inovasi-inovasi ini bisa mengunggulkan suatu produk. Ada beberapa produk unggulan di DIY seperti, batik, bakpia, panci dari perak, dan lain-lain," jelasnya. (*)