UPN Veteran Yogyakarta Kukuhkan 2 Guru Besar Bidang Manajemen Strategik dan Manajemen Kebencanaan Geologi

  • Selasa 17 Desember 2024 , 01:34
  • Oleh : Dewi
  • 125
  • 5 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

YOGYAKARTA – Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta mengukuhkan dua guru besar dalam Sidang Terbuka Senat di Gedung Auditorium WR. Supratman, Selasa (17/12/2024). Kedua guru besar yang dikukuhkan yakni Prof. Dr. Sabihaini, SE., M.Si., CIIQA., CRP., CPM Asia sebagai guru besar dalam ranting ilmu atau kepakaran Manajemen Strategik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Prof. Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno, M.T., sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Manajemen Kebencananaan Geologi pada Fakultas Teknologi Mineral dan Energi (FTME).

Prof. Sabihaini dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-13 dan Prof Eko Teguh sebagai Guru Besar k-14 di UPN Veteran Yogyakarta. Upacara pengukuhan kedua guru besar UPN Veteran Yogyakarta tersebut, berlangsung secara hikmat, serta dihadiri oleh sejumlah anggota senat, pimpinan universitas, akademisi, mitra, tokoh masyarakat, serta keluarga.

Dalam orasi ilmiah pengukuhan guru besar, Prof. Sabihaini menyampaikan pidato bertajuk “Peran Strategi Bisnis Hijau: Ditinjau dari Kajian Teoritis dan Empiris”. Dalam pidatonya, perempuan kelahiran Sibolga, 15 Januari 1963 ini, mengatakan bahwa strategi bisnis hijau merupakan pendekatan yang mengintegrasikan isu lingkungan ke dalam strategi bisnis untuk mencapai kinerja perusahaan yang optimal dengan fokus pada pengelolaan dampak lingkungan di sepanjang rantai nilai bisnis mulai dari produksi hingga distribusi.

“Strategi bisnis hijau merupakan pendekatan yang mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan dalam operasional perusahaan. Dalam implementasinya, strategi bisnis hijau tidak hanya berfokus pada profit tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan yang dapat meningkatkan reputasi dan loyalitas konsumen,” ujar Prof. Sabihaini.

Menariknya, lanjut Prof. Sabihaini, perusahaan yang menerapkan strategis bisnis hijau cenderung dipandang positif oleh masyarakat dan konsumen, lantaran dianggap peduli terhadap lingkungan dan bertanggung jawab sosial. Hal ini berdampak pada peningkatan reputasi perusahaan di mata konsumen.

“Reputasi positif menjadi faktor penting dalam keputusan pembelian konsumen dan menjadi aset tak berwujud yang berharga bagi perusahaan,” imbuh Prof. Sabihaini.

Dalam pidatonya, Prof. Sabihaini mengutarakan Teori Pandangan Berbasis Sumber Daya Alam (Natural Resource Based View of The Firm/NRBV) sebagai perluasan dari Resource-Based View (RBV), yang berfokus pada penggunaan sumber daya unik yang dimiliki oleh perusahaan untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

“Sementara RBV melihat sumber daya secara umum, maka NRBV memberikan perhatian khusus pada sumber daya yang berhubungan dengan lingkungan dan keberlanjutan,” ujar Prof. Sabihaini.

Sementara itu, Prof. Eko Teguh menyampaikan pidato bertajuk “Manajemen Kebencanaan Geologi dalam Praktik Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas”. Prof. Eko Teguh menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak fenomena geologi yang berpotensi menjadi ancaman bencana, yang dapat berupa aktivitas seismogenik maupun vulkanogenik.

Sementara, mendeskripsikan karakter bahaya atau ancaman secara rinci menjadi modal penting agar kita dapat menentukan tingkat bahaya. Pemahaman atas ancaman akan mempermudah kita memahami dan mengelola kerentanan.

“Sistem peringatan dini berbasis komunitas merupakan salah satu pendukung penting kesiapsiagaan. Sistem peringatan dini harus bersandar pada prinsip-prinsip efektivitas, efisiensi, ekuitas, dan legitimasi, sehingga tidak seorang pun ditinggalkan atau no one left behind, termasuk para penyandang disabilitas dan kelompok rentan,” ujar pria kelahiran Malang, 3 Juni 1962 ini.

Dalam pidatonya, Prof. Eko Teguh mengemukakan mengenai pendekatan Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK), yakni pendekatan agar komunitas dapat mengelola risiko bencana secara mandiri untuk melindungi aset penghidupannya. Pendekatan ini menempatkan komunitas sebagai subyek, yang memaksa pihak-pihak eksternal perlu melakukan pengalihan keterampilan, penelitian, dan perencanaan. Mekanisme ini, dilandasi asas keberdayaan, yaitu kegiatan yang dibangun agar warga dapat mengembangkan kapasitasnya sendiri, selanjutnya warga menjadi subyek dari mekanisme manajemen bencana.

“Keterlibatan langsung komunitas dalam melaksanakan mengelola risiko merupakan suatu keharusan. Komunitas yang pada akhirnya mengetahui apakah yang dilakukannya itu sebuah proses yang berhasil baik dan efektif,” imbuh Prof. Eko Teguh.

Dalam Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas ini, komunitas yang dimaksud adalah mereka yang mempunyai satu atau beberapa kesamaan, misalnya tinggal di daerah yang mempunyai risiko bencana serupa atau berpotensi terdampak bencana. Agar Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas, dapat digunakan sebagai pendekatan penting dan lebih bermakna, maka ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan antara lain: Membuat visi menjadi kenyataan, internalisasi inklusif, dimulai dari warga, katalis untuk dispersi spora penyebaran pengetahuan untuk komunitas, dan melestarikan memori.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor UPN Veteran Yogyakarta, Prof. Dr. Ir. Mohamad Irhas Effendi, M.S., menyampaikan ucapan selamat sekaligus rasa bangga dan apresiasi setinggi-tingginya kepada dua guru besar baru UPN Veteran Yogyakarta. Rektor mengatakan bahwa pengukuhan guru besar bukan sekadar capaian dalam prestasi akademik, tapi juga bentuk tanggung jawab moral dan intelektual para guru besar untuk terus memberikan manfaat bagi Bangsa dan Negara.

“Saya harap sebagai guru besar baru, baik Prof. Sabihaini dan Prof. Eko Teguh untuk bisa menjadi pemimpin pemikiran. Kita tidak hanya dituntut untuk menghasilkan sebuah karya akademik, tetapi juga memastikan bahwa ilmu pengetahuan yang telah diperolah dapat diabdikan pada Bangsa dan Negara untuk mencapai tujuan Indonesia Emas 2045, sebagaimana yang diamanatkan oleh pendiri kita dalam sesanti Widya Mwat Yasa, yakni belajar untuk membangun,” imbuh Rektor.

Rektor juga berharap agar kedua guru besar baru dapat menginspirasi dan membimbing para dosen sejawat lainnya untuk mempercepat capaian jenjang tertinggi bidang akademik, yaitu guru besar.

Sebagai informasi tambahan, Prof. Sabihaini mengantongi gelar S1 Manajemen Perusahaan dari Universitas Krisnadwipayana Jakarta. Kemudian, Prof. Sabihaini melanjutkan jenjang S2 Ilmu Manajemen di Universitas Gadjah Mada (UGM dan jenjang S3  Ilmu Manajemen di Universitas Brawijaya.

Sementara, Prof. Eko Teguh merupakan lulusan S1 Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta. Prof. Eko Teguh kemudian melanjutkan pendidikan S2 Teknik Geologi di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan S3 MIPA di Universitas Padjadjaran.