Bendera Raksasa Menyelimuti MONJALI, Bukti Generasi Muda Berdaya Juang Tinggi
Sleman (KR) – Sama seperti tahun sebelumnya, pada peringatan HUT Monumen Yogya Kembali (Monjali) ke-28, Mapala UPN “Veteran” Yogyakarta kembali mengibarkan bendera merah putih raksasa di kerucut Monjali, Kamis(6/7). Meski taka da yang special, namun pengibaran bendera raksasa ini adalah bukti generasi muda masih punya semangat juang tinggi untuk meneladani jasa pahlawan yang telah gugur.
Tahun lalu, kami juga mengibarkan bendera raksasa pada HUT Monjali yang diperingati setiap 6 Juli. Karena ingin jadi agenda tahunan, Tim Mapala UPN Yogya kembali membentangkan bendera ukuran 20 x 12 meter di kerucut Monjali,’’ ujar Zaeni Mansyur Koordinator acara dari Mapala Yogya.
Bagi dia, dengan menyelimuti kerucut Monjali adalah simbol perjuangan anak muda. Sebab, bendera raksasa ini harus di bentangkan pada media miring hingga seperti menyelimuti badan bangunan kerucut tersebut. Kendati demikian, tiga anggota Mapala bias menariknya dari sisi barat, timur dan puncak Monjali dengan baik.
Beberapa kendala yang dihadapi ialah adanya terpaan angina yang menyebabkan bendera tergulung atau bias lepas. ‘’Untuk menjaganya, selama dua hari ini kami berjaga termasuk malam. Rencanya, Jumat(7/7) pagi bendera ini baru akan turunkan,’’ jelasnya.
Kepala Badan Pengelola Monumen Yogya kembali HJ Soetikno menerangkan, upacara Peringatan HUT Monjali ke-28 ini diikuti seluruh karyawan Monjali dengan berpakaian pejuang serta mahasiswa dari beberapa kampus di Yogya.
Kami sudah bekerja sama dengan Mapala UPN “Veteran” Yogyakarta ini sejak lama. Biasanya tim Mapala UPN “Veteran” Yogyakarta ini sejak lama. Biasanya tim Mapala UPN “Veteran” Yogyakarta membantu membersihkan kerucut Monjali, tentu karena mereka terbiasa dalam hal memanjat dengan tali. Karena itu, pengibaran bendera raksasa yang kedua kalinya ini kami gelar bertepatan dengan HUT Monjali ini,’’ terang Soetikno.
Keberadaan monumen ini sendiri merupakan bentuk penghargaan terhadap para pejuang yang merebut kembali Yogyakarta dari tangan penjajah yang berujung pada penarikan tentara Belanda pada 29 Juni 1949 tepat 68 tahun yang lalu.
(Sumber dari Kedaulatan Rakyat)