Terkendala Pemasaran Digital, UPN Veteran Yogyakarta Dampingi Desa Jamu Kiringan
YOGYAKARTA – Kurangnya penguasaan model pemasaran digital menjadi tantangan yang harus dihadapi sentra industri jamu di Desa Kiringan, Bantul. Hal inilah yang menjadi fokus Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta dalam membantu mempertahankan eksistensi produk tradisional ini.
Ketua Desa Wisata Kiringan, Sutrisna dalam pemaparannya mengatakan, ada 132 produsen jamu rumahan di wilayahnya. Dikatakan dia, usaha jamu yang digeluti masyarakat di wilayah tersebut mayoritas adalah usaha keluarga yang turun temurun diwariskan. Kendati telah lama berkecimpung diusaha ini, lanjut Sutrisna, masyarakat masih kesulitan di bidang pemasaran.
“Pasarnya (produk jamu, red) ada. Hanya saja kami masih kesulitan untuk pemasaran digital,” ujar Pemilik Jamu Gendong Mitra Sehat ini.
Sutrisna mengungkapkan, selama ini pemasaran yang dilakukan masih terbilang tradisional, antara lain penjualan langsung ataupun pameran produk bersama pemerintah kabupaten setempat. Padahal dirinya menyadari di era digital saat ini, pemasaran digital diperlukan untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Dari sisi produk, kata dia, saat ini sudah relatif bervariasi.
“Seperti selai jamu, jamu bubuk, permen jamu, es krim jamu dan lain sebagainya,” ujar lelaki yang kerap disapa Tris itu.
Menangkap kendala ini, Tim PkM UPN Veteran Yogyakarta berupaya membantu dengan melakukan pendampingan terhadap Desa Wisata Jamu Kiringan, utamanya Jamu gendong Mitra Sehat. Anggota Tim PkM UPN Veteran Yogyakarta Yudhy Widya Kusumo mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan pemasaran digital Jamu Gendhong “Mitra Sehat”, khususnya dalam penggunaan platform media sosial seperti Instagram dan TikTok, serta platform e-commerce seperti Shopee.
“Karena potensi yang begitu besar dari UMKM ini, melalui pelatihan dan pendampingan yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan memperluas jangkauan pasar mereka dengan memanfaatkan teknologi digital secara optimal,” ujar dia.
Program pengabdian yang diketuai Nur Heri dengan anggota Yudhi Widya Kusumo, Sika Nur Indah, dan Yenni Sri Utami ini juga melibatkan tiga mahasiswa dalam pelaksanaanya. Ketiga mahasiswa atas nama Ivan Aka Saputra, Satria Aditya Dewantoro, dan Surya Pradana Rahman Putra dilibatkan sebagai bentuk pembelajaran di luar kelas. Melalui keterlibatan mereka dalam program ini diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di kampus.
“Untuk pendanaannya dari program hibah ekternal DRTPM (Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, red) tahun 2024,” imbuh Yudhi.
Penulis: Sika Nur Indah