Wujudkan Kampus Berdampak, UPN Veteran Yogyakarta Teliti Tanah Bergerak di Brebes

  • Kamis 08 Mei 2025
  • Oleh : Dewi
  • 91
  • 3 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Yogyakarta - Tim Penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Teknologi Mineral dan Energi (FTME) Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPNVY) yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno, didampingi oleh Dekan FTME, Dr. Ir. RM. Basuki Rahmad, MT., bersama dengan anggota tim lainnya, Prof. Dr. Ir. Sari Bahagiarti K., M.Sc, Dr. Arif Riyanto Budi Nugroho, MT., Ir. Aditya Pandu Wicaksono, S.Si., M.Sc, serta mahasiswa Program Sarjana Geomatika, Juta Hasby Wijaya dan Diki Taqiyuddin Mulyana, melaksanakan penelitian mengenai fenomena tanah bergerak di Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah pada tanggal 4 dan 5 Mei 2025.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami penyebab dan dampak pergerakan tanah di daerah tersebut, sekaligus memberikan solusi untuk mitigasi bencana. Tim peneliti melakukan survei lapangan, pengambilan sampel tanah, serta memanfaatkan teknologi pemantauan untuk mengukur pergerakan secara real-time.

Prof. Dr. Ir. Sari Bahagiarti K., M.Sc., selaku peneliti, mengatakan, “Pergerakan tanah yang terjadi di Kecamatan Sirampog telah menyebabkan kerusakan signifikan. Kami ingin memberikan kontribusi nyata dalam mencari solusi untuk mengatasi masalah ini.”

Prof. Sari menyampaikan laporan dari  berbagai media bahwa “Awal bulan April lalu, beberapa lokasi di Kecamatan Sirampog mengalami pergerakan lahan yang merusak rumah warga. Pergerakan ini dimulai sejak 17 Maret 2022 dan semakin intensif. Wilayah terdampak meliputi empat pedukuhan, yaitu Krajan, Karanganyar, Babakan, dan Cupang Bungur, serta meluas hingga Pedukuhan Ares. Tercatat 502 orang terdampak, di mana 404 di antaranya harus mengungsi ke lokasi penampungan sementara,”.

Ia menambahkan bahwa gejala pergerakan tanah telah terlihat dengan jelas di dusun Krajan dan Babakan, seperti rekahan lateral dan penurunan tanah yang signifikan. Kondisi ini dipengaruhi oleh topografi lereng pegunungan yang terjal serta kandungan lempung pada batuan yang telah lapuk. Air hujan yang meresap ke dalam tanah juga meningkatkan tekanan pori dan beban lereng. Di samping itu, keberadaan sesar aktif diduga memperburuk keadaan.

Secara fisiografi, lokasi lahan bergerak berada di Zona Serayu Utara bagian Barat. Formasi Rambatan dan endapan vulkanik Gunung Slamet Tua menyusun tanah di daerah ini, yang telah mengalami pelapukan intensif. Jenis tanah dominan di wilayah ini adalah Alluvial Abu-abu, Latosol, Andosol, dan Grumosol.

Dalam peristiwa ini, tercatat 135 rumah mengalami kerusakan berat dan banyak lainnya mengalami retakan. Warga yang terdampak telah dipindahkan ke tempat pengungsian. Kerusakan ini tidak hanya berdampak pada tempat tinggal, tetapi juga infrastruktur dan sektor pertanian.

Respon terhadap bencana ini melibatkan berbagai tingkat pemerintahan, dari BPBD Kabupaten Brebes hingga BNPB. Tindakan tanggap darurat termasuk evakuasi warga, pendirian posko pengungsian, dan penyaluran bantuan.

FTME telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Pemkab Brebes, BPBD Brebes, dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi untuk menyusun Peta Zonasi Rawan Gerakan Massa di Kecamatan Sirampog. Diharapkan FTME dapat terus berkontribusi dalam penyusunan Kajian Kebutuhan Pascabencana (JITUPASNA) dan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P) yang sedang diinisiasi oleh BNPB dan BPBD Kabupaten Brebes.