TIGA DOSEN UPN “VETERAN” YOGYAKARTA DUKUNG MBKM MELALUI PROGAM MENGAJAR

  • Selasa 12 April 2022 , 11:18
  • Oleh : Dewi
  • 1733
  • 2 Menit membaca
UPN VETERAN Yogyakarta

Sleman – Tiga Dosen UPN “Veteran” Yogyakarta dukung Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui progam mengajar. Mereka adalah Dr.Ir C Prasetyadi, M.Sc. dengan topik mengenai “Hidrologi Daerah Soe Timor Barat: Arti Penting Terangkatnya Satuan Karst Terhadap Suatu Sistem Hidrologi”. Dr.Ir. Sutarto, M.T dengan tajuk “Petrogenesa Serpentinite di Pagerjurang Jiwo Barat Bayat”. Sedangkan yang ketiga, adalah Prof. Dr. Sari Bahagiarti K M.Sc. dengan kajian “Menilai Kelayakan Suatu Gua untuk Geoekowisata: Studi Kasus Kapanewon Tanjungsari Gunungkidul”.

Kegiatan yang bertajuk Kepundan ini diselenggarakan dalam tiga sesi, yakni pada Jumat (8/4/2022), Senin (11/4/2022), dan Rabu (13/4/2022). Kajian ini diselenggarakan dengan durasi dua jam melalui platform Zoom. Selain itu, disiarkan secara langsung melalui akun YouTube Teknik Geologi UPN “ Veteran” Yogyakarta.

Prasetyadi membagi pemaparannya dalam beberapa bagian. Mulai dari lima tinjauan geologi, sebaran keterdapatan mata air, hingga membuat model hidrologinya.

“Pengalaman sepuluh hari pada akhir Maret kemarin memberikan pelajaran bagi tim survei. Di sana kami menemukan beberapa hal yang menarik,” jelas Prasetyadi.

Menurut Prasetyadi tingginya kawasan batu gamping atau dikenal sebagai kars menghasilkan lapisan akuifer, Lapisan ini menyebabkan keluarnya mata air di sekitar lereng plato Soe Timor Barat. Menurutnya, hal semacam ini juga terjadi di Kulon Progo dan menghasilkan mata air yang besar. Lokasi yang dimaksud oleh Prasetyadi sekarang ini telah menjadi ekowisata sungai mudal.

Sutarto pada kajian kedua menjelaskan mengenai geologi dari bukit Jiwo, kajian magma dan hidrotermal, dan batuan serpentinite itu sendiri. Menurut Sutarto, batuan ini bisa ditemukan di lereng barat gunun Jabalkat, Pagerjurang.

“Sampai sekarang kita jarang mendiskusikan hal ini. Terkait serpentinite lebih terkait dengan keberadaannya di Sulawesi Tenggara. Di sisi lain, saya juga sedang menyiapkan publikasi untuk topik ini meski belum selesai,” jelasnya.

“Kalau cerita tentang bayat ini dikumpulkan sebenarnya jadi buku tebal tersendiri. Dari sisi struktur geologi, petrologi, tektonik akan menarik sekali,” ungkap Prof. Dr. Sari Bahagiarti K M.Sc mengomentari kajian kedua yang diselenggarakan ini.